Minggu, 10 November 2024
Opini  

Budaya Literasi Menjadi Prasyarat Guru di Era Digital

Budaya Literasi Menjadi Prasyarat Guru di Era Digital
Oleh Andreas Daris Awalistyo MIK Universitas Bina Darma

mediasumatera.id – Memperingati Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November.  Di era digital saat ini, peran pendidik atau guru hendaknya mempengaruhi siswa jika mereka dibekali dengan keterampilan dan tanggung jawab yang diharapkan dalam Kurikulum Merdeka Belajar yang ditetapkan oleh mas Menteri Pendidikan Nadiem Makarim melalui salah satunya BUDAYA LITERASI. Hari Guru Nasional 2023 dengan tema “Bersama Merayakan Kemerdekaan Belajar”, ​​guru harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengajarnya. Dengan memanfaatkan sepenuhnya teknologi dan menyediakan akses terhadap informasi sebanyak mungkin, siswa dapat mengetahui apa yang mereka butuhkan dan guru dapat mengunduh aplikasi yang mereka perlukan. Guru merupakan tonggak terpenting dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa dan menghasilkan generasi yang unggul dalam membangun masyarakat. Guru adalah penerang anak bangsa dan pahlawan kemanusiaan tanpa tanda jasa. Terlebih lagi, kekuatan sistem pendidikan Indonesia terletak pada sumber daya manusia (SDM) yang unggul sejalan dengan kebijakan pembelajaran mandiri yang merupakan langkah transformasi pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul di Indonesia yang berprofil pelajar Pancasila. Pelajar Indonesia perlu memperkuat kemampuan literasinya agar budaya literasi menjadi kebutuhan abad 21 yang perlu diperhatikan. Pada dasarnya generasi milenial yang hidup di era digital menggunakan media teknologi informasi dalam kehidupannya. Di era digital, generasi Milenial menghabiskan 6,5 jam per hari untuk membaca media cetak, elektronik, digital, penyiaran, dan berita. Mereka mendengarkan dan merekam musik. Jelajahi, buat, dan publikasikan konten internet, dan tidak menyerah pada ponsel Android. Sebagai seorang guru jangan mau ketinggalan dengan teknologi : belajar, berlatih, membaca, dan menulis maka guru akan menguasai tantangan di zaman digital saat ini.

Pada muaranya, harapannya adalah guru yang berkualitas mampu menjawab tantangan generasi milenial, sehingga tercipta generasi berkepribadian cerdas. Jika dulu guru dipandang sebagai fasilitator, kini guru harus menjadi pemimpin dalam proses pendidikan di kelas. Meski kalah dengan mesin atau muridnya sendiri, peran guru mempunyai sesuatu yang tak tergantikan: keteladanan dan turunannya, empati, kasih sayang, kasih sayang, dan sifat-sifat terpuji lainnya. Dengan menggunakan contoh ini, guru dapat mempengaruhi dan mendidik siswanya. Siswa berkembang ketika mereka diberi kesempatan untuk menunjukkan kepercayaan diri dan kepemimpinan. Untuk menjaga kedaulatan guru, profil guru masa kini harus mampu beradaptasi dengan perkembangan saat ini. Profil guru milenial di era digital yang dimaksud adalah guru menguasai literasi digital. Kehadiran guru dengan laptop di dalam kelas menjadi angin segar bagi siswa. Ini bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan guru biasanya memberikan pembelajaran yang menarik melalui powerpoint, media video, e-learning, google meet, zoom meeting dan lain-lain. Guru diharapkan menjadikan pembelajaran menyenangkan dan bermakna. Generasi siswa melenial zaman digital saat ini tidak pantas diperlakukan dengan metode ceramah.

Baca Juga :  Syafrudin Budiman SIP., Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai UKM Indonesia “Landasan Perjuangan Partai UKM Indonesia”

 Literasi dan keterbatasan

Kebijakan Merdeka Belajar memberikan peluang perubahan berkelanjutan dengan mempelajari paradigma baru untuk memperkuat keterampilan literasi. Strategi pengayaan literasi merupakan langkah atau inisiatif yang memberikan jembatan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan literasi sebagai penilaian pembelajaran. Literasi dapat dicapai melalui pengenalan iklim dan budaya belajar yang positif di sekolah, pembentukan tim literasi dan komunitas praktisi, keterlibatan pihak ketiga dan orang tua, serta integrasi program sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler serta pembelajaran. Keterampilan literasi tidak hanya dimiliki oleh siswa. Literasi, kemampuan dasar siswa dalam menunjang proses pembelajaran di kelas (khususnya di sekolah dasar), juga penting bagi guru. Secara teknis, literasi merupakan suatu kegiatan yang memerlukan keterampilan kognitif dan linguistik untuk tujuan tertentu. Ketika berhadapan dengan teks, orang melalui serangkaian proses membaca, mulai dari memahami, menggunakan, dan mengevaluasi teks hingga berpikir. Konsep literasi mendorong kemungkinan siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkontribusi di berbagai bidang, termasuk sosial ekonomi. Memanfaatkan sumber literasi yang beragam untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan guru. Guru dengan kemampuan literasi yang baik merupakan motivator yang baik bagi siswa. Untuk mendukung budaya literasi sekolah, guru harus mampu menjadikan literasi tersebut menarik. Melek huruf diperlukan tetapi tidak wajib. Budaya literasi dapat dibentuk melalui tiga kegiatan: menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial dan emosional yang cocok untuk membaca dan menulis, dan menciptakan sekolah yang memasyarakatkan membaca dan menulis. Literasi meningkatkan kemampuan untuk memproses dan memahami informasi saat membaca dan menulis. Definisi literasi terus berkembang seiring dengan berkembangnya tantangan: memahami, menggabungkan, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasikan teks. Literasi ini digunakan untuk tujuan berikut:

  1. Literasi ini digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri.
  2. Literasi Sains Merupakan kecakapan untuk memahami fenomena alam dan sosial di sekitar siswa, serta mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah.
  3. Literasi Digital Adalah kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi.
  4. Literasi Numerasi Berupa kecakapan menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
  5. Literasi Finansial merupakan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep, risiko, keterampilan, serta motivasi dalam konteks financial
Baca Juga :  Gereja dan Pendidikan Tumbuhkan Kesadaran Ekologi

Melalui Budaya Literasi kemampuan Guru juga akan meningkat seperti : Spiritualitas, kepribadian, kebugaran, kemampuan, kreativitas. Karena ini merupakan implementasi kurikulum mandiri dan proyek penguatan Profil Pemuda Pancasila (P5), maka proses pendekatan pemahaman belajar mandiri tidak terlepas dari kemampuan analisis guru dan siswa. Untuk memiliki kemampuan tersebut, guru dan siswa harus mempunyai keinginan dan kemampuan untuk menjadi literate. Untuk meningkatkan akses membaca dan menulis bagi guru dan siswa, semua sekolah harus menyediakan fasilitas yang memadai untuk mendukung proses membaca dan menulis. Selain perpustakaan sekolah, sekolah juga harus menyediakan fasilitas laboratorium multimedia dengan akses internet untuk digunakan siswa sehari-hari. Sekolah dan guru bekerja sama untuk menciptakan lingkungan dengan budaya literasi. Guru menyiapkan pojok membaca di setiap kelas dan mendirikan taman baca di titik-titik penting di sekolah agar siswa dapat terbiasa dengan budaya membaca dan menggali informasi setiap saat. Sekolah dapat berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, pengambil kebijakan, komite sekolah, dan orang tua untuk mensukseskan budaya literasi ini. Penting bagi orang tua untuk bekerja sama dengan sekolah. Semoga di HARI GURU NASIONAL 2023,  Guru di era digital, semakin profesional, pedagogik, berkepribadian, dan sosial dan melek informasi mampu ber-LITERASI dalam rangka melahirkan generasi yang berkualitas yang  tidak hanya  berkualitas secara intelektual, tetapi juga emosional, spiritual, sosial melalui KETELADANAN HIDUP. SELAMAT HARI GURU NASIONAL 2023.