Sidamanik, Simalungun -mediasumatera.id – Konflik kakak beradik di Kecamatan Sidamanik berakhir damai melalui sentuhan hati mediasi dari personel Bhabinkamtibmas Polsek Sidamanaik Resor Simalungun, Problem solving digelar di Dusun Hahal Gajah Toba, Nagori Bahal Gajah, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Selasa (26/3/2024)
Problem Solving diselesaikan secara kekeluargaan melalui mediasi oleh Polsek Sidamanik, dipimpin Bripka Harjanto Gultom bersama personil piket Polsek Sidamanik dan Pangulu Nagori Bahal Gajah, Torkis Siburian, mengadakan pertemuan di warung kopi milik Belman Siallagan untuk meredam tensi antara kedua belah pihak yang masih memiliki hubungan kakak beradik.
Peristiwa yang berujung pada pelaporan ke Polsek tersebut diawali dengan cekcok mulut dan perkelahian pada sore hari yang sama, di mana Dollis Lubis (49) dan Yusman Lubis (23), sebagai pihak pertama, terlibat konfrontasi dengan Panaharan K. Lubis (42), pihak kedua. Adanya kejadian ini tidak hanya menciptakan trauma tapi juga potensi kerawanan keamanan di lingkungan setempat.
Mediasi yang dihadiri oleh personil Polsek Sidamanik, termasuk Aiptu Rio Siahaan dan Aipda Sahat Sinaga, SH, serta perwakilan tokoh masyarakat dan warga kedua belah pihak, berlangsung dalam atmosfer yang kondusif. Lewat dialog dan pembinaan, kedua pihak akhirnya bersepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara damai.
Pihak pertama mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi, sementara pihak kedua mengikhlaskan kejadian tersebut dan saling memaafkan. Kesepakatan damai ini menjadi bukti bahwa perbedaan dan konflik, seberat apa pun, dapat diatasi dengan kebersamaan dan pengertian.
Kapolsek Sidamanik, AKP S. Tampubolon, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian masalah ini. “Ini membuktikan bahwa komunikasi dan mediasi merupakan kunci dalam menyelesaikan konflik. Kami berharap kejadian serupa tidak terulang dan masyarakat dapat kembali hidup rukun,” tutur AKP Tampubolon.
Keberhasilan mediasi ini diharapkan menjadi model penyelesaian konflik sosial di masa depan, di mana kesabaran, pemahaman dan toleransi menjadi dasar dalam menyelesaikan setiap perselisihan.(LG)