mediasumatera.id – Pengamat politik kondang di Sumatera Selatan, Bagindo Togar menyoroti fenomena politik terkait para Caleg gagal yang ingin maju sebagai kepala daerah.
Menurutnya sebuah jabatan atau kekuasaan memang menggiurkan, hingga membuat para Caleg gagal ini meneruskan wacananya di Pilkada November 2024 mendatang.
“Jabatan politik itu memang menggiurkan, sebab domainnya adalah berada dalam entitas kekuasaan yang sarat dengan segala sumber kebutuhan pembangunan dan kebutuhan masyarakat. Jabatan kepala daerah acapkali diikuti oleh status sosial ekonomi yang lebih berkelas ketimbang jabatan politik lain dalam struktur pemerintahan daerah,” kata Bagindo Togar
Padahal menurutnya, dinamika pertarungan untuk memperoleh jabatan kepala daerah tergolong keras dan tingkat probabilitas juga sangat kecil, dimana hanya memperebutkan jabatan kepala daerah berikut wakilnya.
Terkhusus di daerah Sumatera Selatan, beberapa Caleg gagal dari berbagai Parpol kembali mencoba bertarung lagi untuk meraih Jabatan Bupati/ Wabup, Wako/Wawako dan Gubernur/Wagub.
“Para Caleg gagal itu, sangat besar kemungkinannya untuk kembali gagal. Artinya butuh pertimbangan yang kalkulatif dan komprehensif serta stigma tak terduga dari masyarakat pasca Pilkada serentak nanti,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya ini menjelaskan, selain politik harusnyapara Caleg gagal ini bisa melihat peluang lain untuk mengabdi kepada Negara.
Mereka juga rata rata berasal dari keluarga yang status sosial ekonomi tergolong mapan. Di sisi lain yang memberi keuntungan bagi mereka, MK telah menyatakan bahwa Caleg Terpilih diwajibkan mundur bila ingin maju sebagai Calon Kepala Daerah.
“Bisa saja pemahaman yang begitu sederhana ini, memotivasi mereka untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan kepala daerah nanti, walau peluang untuk menang atau terpilih sangat tidak pasti,” ungkapnya.