JAKARTA, mediasumatera.id – Di balik ambisi pemerintah mengejar investasi jumbo Rp13.000 triliun, ada dukungan kuat dari lini teknokrat, salah satunya datang dari Ikatan Ahli Rantai Suplai Indonesia (IARSI) yang siap bersinergi total dengan Kementerian Investasi/BKPM dan Hilirisasi untuk memperkuat ekosistem logistik nasional yang efisien dan terintegrasi.
Ketua Umum IARSI Assoc Prof (Hon) R Beniadi Setiawan PhD menegaskan, pihaknya memberi apresiasi penuh terhadap gebrakan Wakil Menteri Investasi Todotua Pasaribu dalam menyederhanakan regulasi dan mempercepat perizinan usaha selama delapan bulan terakhir.
Menurutnya, keberanian Todotua menjadi katalis penting dalam menciptakan iklim investasi yang kompetitif. “Kami melihat Wamen Todotua sebagai sosok teknokrat yang mampu menjembatani kebutuhan pelaku usaha dengan visi strategis negara,” ujar Beniadi dalam keterangan pers, Kamis (10/7/2025).
Dalam mendukung target investasi tersebut, IARSI akan fokus pada tiga jurus utama, yaitu mengakselerasi pengembangan kawasan industri dan KEK melalui integrasi rantai pasok, menurunkan biaya logistik nasional lewat optimalisasi infrastruktur dan digitalisasi rantai pasok, serta mendorong UMKM masuk ke rantai pasok industri besar, agar pertumbuhan ekonomi lebih inklusif.
Tak hanya itu, lanjutnya, IARSI juga menyatakan kesiapan mendukung percepatan logistik wilayah timur Indonesia, termasuk pembukaan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dan rencana menjadikan Banyuwangi sebagai logistics hub kawasan tenggara Jawa.
“Potensi Indonesia sangat besar, tetapi harus ditata dengan sistem rantai suplai yang cerdas, tangguh, dan adaptif. Di situlah IARSI akan berperan,” tegas Beniadi.
Lebih dari sekadar mendukung program jangka pendek, IARSI menegaskan bahwa perannya adalah bagian dari upaya kolektif mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045, yakni Indonesia yang maju, mandiri, dan berdaya saing global.
