Sabtu, 18 Januari 2025

Menuju Pesparani II Sumsel 2025 Dibuka Dengan Misa Oleh Mgr Yohanes Harun Yuwono

Menuju Pesparani II Sumsel 2025 Dibuka Dengan Misa Oleh Mgr Yohanes Harun Yuwono

Palembang, mediasumatera.id – Teknichal Meeting guna mempersiapkan penyelenggaraan Pesparani II Sumatera Selatan yang direncanakan September 2025. Lembaga Pembinaan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Sumsel mengundang pengurus LP3KD kota / Kabupaten di Sumatera Selatan pada Sabtu-Minggu, (16-17/11/2024) bertempat di SMA Kusuma Bangsa Jln H Abdul Rozak 8 Ilir dan pleno Rakor dilaksanakan di aula Universitas MDP Jln Rajawali Palembang dengan diawali Misa Kudus yang dipimpin oleh Uskup Agung Palembang Mgr Yohanes Harun Yuwono. Hadir dalam pembukaan : Aloysius Harmadi Pembimas Katolik Sumsel, Forum Dewan Pastoral Paroki, Alek Kurniawan owner Kusuma Bangsa dan MDP, Andreas OP ketua LP3KD Palembang dan undangan lainnya.

Menuju Pesparani II Sumsel 2025 Dibuka Dengan Misa Oleh Mgr Yohanes Harun Yuwono
Mgr Yohanes Harun Yuwono Uskup Agung Palembang dalam homilinya saat misa pembukaan mengatakan bahwa Bapa Suci Paus Fransiskus akan membuka dengan Tahun Yubelium tahun suka cita yang secara rutin dalam tradisi gereja dilaksanakan setiap 50 tahun sekali, namun sekarang dilaksanakan 25 tahun sekali dengan tema “ Pengharapan yang tidak mengecewakan” yang berisi agar kita beriman teguh, menghidupi masa depan dengan gairah, semangat dan setiap orang beriman tidak boleh putus asa ataupun kehilangan semangat, apapun situasinya. Maka persiapan dan rencana Pesparani II Sumsel sekitar setahun ke depan LP3KD Sumsel mempersiapkan dengan matang dan puncak kegiatan nantinya, pengharapan yang tidak mengecewakan bersama penyertaan bahagia oleh pendampingan Tuhan.

Menuju Pesparani II Sumsel 2025 Dibuka Dengan Misa Oleh Mgr Yohanes Harun Yuwono
Dr Hendro Setiawan Ketua LP3KD Provinsi Sumatera Selatan dalam penjelasannya mengatakan bahwa Pesparani Katolik dibanding dengan penyelenggaraan kegiatan sejenisnya seperti MTQ Islam yang sudah berlangsung ke 29, Pesparawi Kristen sudah yang ke 13, Utsawa Dharma Gita Hindu sudah ke 15, Swayamvara Tri Pitaka Gatha Budha sudah berlangsung yang ke 12, jadi Pesparani Katolik tertinggal jauh karena baru yang ke 3. Kegiatan Pesparani ini difasilitasi Departemen Agama dan Negara dan sejak LP3KD Sumsel terbentuk belum semua kota/kabupaten memiliki LP3KD . Saat ini yang sudah terbentuk yaitu dari OKU Timur, OKU, OKI, Banyuasin dan Palembang sedangkan 12 kota/kabupaten lainnya di Sumsel belum terbentuk LP3KD . Hendro berharap semoga sebelum pelaksanaan Pesparani II tanggal 5-7 bulan September 2025 beberapa kota/kabupaten lainnya sudah terbentuk kepengurusannya.

Baca Juga :  Bupati Lahat Cik Ujang SH Mendirikan Masjid di Muara Enim, Kampung Halaman Lidyawati

Menuju Pesparani II Sumsel 2025 Dibuka Dengan Misa Oleh Mgr Yohanes Harun YuwonoPesparani di Indonesia telah diselenggarakan 3 kali yaitu Pesparani yang I dilaksanakan di Ambon, Pesparani II di Kupang, Pesparani III di DKI Jakarta dan Pesparani IV tahun 2026 belum ditentukan tempatnya. Untuk di Sumsel yang terbentuk 7 tahun lalu baru akan melaksanakan Pesparani ke II di tahun 2025. Dengan menyelenggarakan Lomba Bertutur Kitab Suci; Lomba Cerdas Cermat Rohani Anak; Lomba Cerdas Cermat Rohani Remaja; Lomba Mazmur Anak; Lomba Mazmur Remaja; Lomba Mazmur OMK; Lomba Mazmur Dewasa; Paduan Suara Anak; Paduan Suara Remaja Gregorian; Paduan Suara OMK Campuran; Paduan Suara Dewasa Pria Gregorian; Paduan Suara Dewasa Wanita; Paduan Suara Dewasa Campuran; Paduan Suara OMK Etnik. Sebagai gambaran hasil pada Pesparani III kontingen Sumatera Selatan berhasil masuk peringkat 5 Nasional dengan perolehan 10 medali emas dan 4 perak.

Menuju Pesparani II Sumsel 2025 Dibuka Dengan Misa Oleh Mgr Yohanes Harun Yuwono

Penyelenggaraan Pesparani sebagai sarana pembinaan dan peningkatan kesatuan dan persatuan serta kerja sama intern Katolik dan umat Katolik dengan masyarakat luas dan sebagai sarana mengembangkan tata ibadah dan pemahaman ajaran gereja dengan visi “Terwujudnya Seni Budaya Gerejani yang Hidup dalam Kehidupan Menggereja, Bermasyarakat dan Bernegara”, dengan maksud sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran beragama, kehidupan iman dan Taqwa umat Katolik kepada Tuhan Yang Mahaesa sesuai Pancasila dan UUD 1945. (AD)