Palembang, mediasumatera.id – Pilkada Kota Palembang yang akan berlangsung Rabu, 27 November 2024 mendatang diprediksi bakal tidak semenarik Pilgub apabila tanpa garansi perubahan.
Pengamat Politik Drs Bagindo Togar Butar Butar mengatakan setelah pesta demokrasi Pilpres dan Pileg dihelat 14 Februari 2024 lalu sangat meriah serta menarik hingga mampu menyedot partisipasi pemilih lebih dari 78 persen.
Kini Pilkada yang jadi bahasan dan sorotan di beragam kelompok masyarakat.
Khusus di daerah ini, Provinsi Sumatera Selatan, pemilihan gubernur (Pilgub) menjadi perbincangan hangat dan intens di ruang-ruang publik. Hal ini terutama oleh para Bakal Pasangan Calon (Paslon) adalah
figur figur yang tergolong kompetensinya relatif baik, berpengalaman dan memiliki platform yang kelak teruji untuk dilaksanakan di provinsi ini lima tahun kedepan pasca pilkada November nanti.
“Kontestasi Pilgub diprediksi akan sengit dan menarik. Artinya warga di Sumsel beruntung, akan dihadapkan pada pilihan para sosok terbaik di daerah ini.
Ironisnya, berbeda dengan Pilkada Kota Palembang sebagai Ibu kota Provinsi ini menjadi tidak menarik,” ungkap Bagindo Togar kepada mediasumatera.id, Senin (18/3/2024).
Menurut Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya (Fordes) ini, ada beberapa alasan yang dapat disampaikan. Yaitu,
dikarenakan sosok para calonnya yang didominasi oleh para pejabat atau elite politik yang berasal dari lingkaran pemerintahan kota.
Mantan Ketua IKA Fisip Unsri ini melihat cenderung seragam pola dan strategi publikasi para figur Bakal Paslon Walikota ini,
yaitu sangat massif memasarkan dirinya melalui beragam Alat Peraga Kampanye dan konten di beberapa aplikasi media sosial.
Kemudian nyaris tanpa ada diffrensiasi faktor antar Paslon Tebar pesona alias personal branding yang diutamakan. Efeknya Publik menjadi jenuh juga jengah. Issu-issue permasalahan pembangunan yang acapkali dikaji tak lebih
seputar banjir, jalanan macet, pelayanan kesehatan, ketenagakerjaan, pendidikan, UMKM, Infrastruktur jalan, pasar dan keamanan.
Alias program pembangunan yang sangat standar alias biasa biasa saja. Kondisi Kota ini tak kan banyak berubah bila program tersebut dijalankan, bila tanpa muatan kreatifitas,dan inovasi.
Padahal Pembangunan Perkotaan saat ini butuh pemimpin yang mampu mewujudkan konsep pembangunan yang futuristik, modern, terbuka, non APBD dan kompetitif dengan tanpa kehilangan jati dirinya.
Yang hingga saat ini tak satu pun dari bakal calon walikota yang ada mampu meng breakdown atau merepresentasikan konsep baru pembangunan kota ini di masa masa yang akan datang.
Obsesi mereka masih dihiasi oleh ambisi untuk “sekedar” berpartisipasi dalam dalam pemilihan Walikota di Ibu Kota Provinsi.
“Bagaimana kita mungkin berharap terjadi lompatan perubahan atas performa juga Kinerja atas seluruh unsur keberadaan kota ini. Bila nanti kota ini berada dalam pemimpin yang tak piawai mengendalikan
dan memilih alternatif modeldan strategi pembangunan,” ujar Bagindo.
Artinya Kota ini butuh Pemimpin yang sarat gagasan bukan gagah gagahan,apalagi bila harus ditampilkan dalam beragam media periklanan. Apakah Kita tidak juga menyadari Kota ini dalam 10 tahun terakhir nyaris tak berubah atau berkembang.
“Bandingkan dengan kemajuan Ibukota provinsi-provinsi lain di negeri ini. Kota ini relatif tertinggal. Tentu saja Parpol yang kelak merekomendasi Paslon Walikota Palembang dituntut agar ekstra ketat menyeleksi para figur
yang berambisi. Utamakan visi misi, kompetensi juga skill kolaborasinya sebagai Pemimpin Pemerintahan Kota ini untuk 5 tahun kedepan yang mampu memberi garansi perubahan, bukan sekadar angan angan,” pungkasnya.