mediasumatera.id – Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Kahar Muzakir Sah Jadi Plt Ketua Umum Partai Beringin.
Pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar menjadi sorotan utama dalam dinamika politik nasional.
Keputusan ini memicu berbagai spekulasi di internal Partai Golkar mengenai siapa yang akan menggantikan Airlangga sebagai pemimpin partai berlambang pohon beringin tersebut.
Dalam waktu singkat, sejumlah nama pun bermunculan sebagai calon pengganti, termasuk beberapa figur terkemuka di partai tersebut.
Salah satu nama yang santer disebut-sebut adalah Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita.
Sebagai figur yang memiliki rekam jejak politik panjang dan kedekatan dengan Airlangga, banyak pihak meyakini Agus Gumiwang menjadi kandidat kuat untuk mengisi posisi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum.
Namun, isu lain yang turut mencuat adalah peluang Bahlil Lahadalia, seorang politikus Golkar yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi, untuk mengisi posisi ketum definitif.
Proses Penunjukan Plt Ketum Golkar: Mekanisme dan Aturan Internal
Meski berbagai spekulasi beredar, Ketua Bidang Organisasi DPP Partai Golkar, Zulfikar Arse Sadikin, memastikan bahwa sesuai dengan aturan internal partai, Kahar Muzakir sah untuk mengisi posisi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum.
Zulfikar menegaskan bahwa setelah pengunduran diri Airlangga, partai memang harus segera menunjuk Plt untuk menjaga keberlangsungan kepengurusan partai secara kondusif.
Zulfikar menjelaskan bahwa penunjukan Plt ini merupakan langkah penting dalam menjaga stabilitas internal partai selama proses penjaringan calon Ketua Umum definitif.
“Setelah pengunduran diri resmi Bapak Airlangga Hartarto, maka untuk menjaga agar keberlangsungan internal partai tetap berjalan secara kondusif, perlu segera ditetapkan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta pada Minggu, 11 Agustus 2024.
Lebih lanjut, Zulfikar mengungkapkan bahwa mekanisme penunjukan Plt harus melalui rapat pleno internal partai yang mengacu pada Peraturan Organisasi Nomor 08/2020 tentang Pergantian Antar Waktu.
Dalam peraturan tersebut juga ditegaskan bahwa proses penunjukan Plt akan mengacu pada Petunjuk Pelaksana (Juklak) Nomor 01/2020 tentang Tata Kerja DPP Partai Golkar.
Menurut Zulfikar, Golkar memiliki aturan yang sangat jelas dan tegas terkait pengisian jabatan Plt Ketua Umum.
“Dari aturan-aturan tersebut, serta kelaziman yang berlaku selama ini, Plt Ketua Umum DPP Partai Golkar adalah Koordinator Bidang Kepartaian. Posisi tersebut, dalam struktur kepengurusan DPP Partai Golkar, dipegang oleh Wakil Ketua Umum Koordinasi Bidang Kepartaian,” jelas Zulfikar.
Dengan demikian, berdasarkan aturan dan mekanisme yang ada, Zulfikar menyatakan bahwa Kahar Muzakir adalah sosok yang akan menggantikan Airlangga sebagai Plt Ketua Umum.
“Hal ini semoga dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh pengurus dan kader Partai Golkar di seluruh Indonesia,” tutupnya.
Kahar Muzakir: Dari Sumatera Selatan ke Puncak Kepemimpinan Golkar
Kahar Muzakir adalah sosok yang telah lama malang melintang di dunia politik Indonesia, khususnya di Partai Golkar.
Lahir di Pengaturan, Batanghari Leko, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, pada 10 Desember 1946, Kahar Muzakir dikenal sebagai figur yang berdedikasi tinggi dalam mengabdi untuk partai dan bangsa.
Saat ini, Kahar Muzakir menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Koordinasi Bidang Kepartaian Partai Golkar periode 2019-2024.
Selain itu, ia juga merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi Golkar selama empat periode berturut-turut, yakni sejak 2004 hingga 2024.
Kiprahnya yang panjang di kancah politik membuatnya menjadi salah satu tokoh yang sangat dihormati di internal Golkar.
Kahar Muzakir adalah sarjana pendidikan teknik mesin dari IKIP Yogyakarta.
Ia menyelesaikan studi S1 di universitas tersebut pada tahun 1974.
Namun, sebelum meniti karier di politik, Kahar mengawali perjalanan kariernya dengan menjadi Supervisor Training di Pertamina dan Equipment Operator Training di Trakindo pada tahun 1975.
Pengalamannya di sektor swasta turut memperkaya wawasan dan kemampuannya dalam mengelola organisasi.
Jejak Karier dan Kontribusi Kahar Muzakir di Partai Golkar
Perjalanan karier politik Kahar Muzakir dimulai ketika ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta pada tahun 1967-1974.
Di HMI, ia mengasah kemampuan kepemimpinan dan manajemen organisasi yang kemudian menjadi fondasi kuat dalam kiprah politiknya di Golkar.
Kahar kemudian bergabung dengan DPD AMPI Sumatera Selatan pada periode 1984-1989, di mana ia mulai membangun jaringan dan memperkuat posisinya di internal Partai Golkar.
Kariernya terus menanjak ketika ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumsel.
Keberhasilannya dalam mengelola partai di daerah menjadi modal penting bagi Kahar untuk meniti karier di tingkat nasional.
Pada tahun 2004, Kahar Muzakir terpilih menjadi anggota DPR RI untuk pertama kalinya.
Ia dipercaya untuk duduk di Komisi X yang menangani masalah pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan.
Selama menjabat di komisi tersebut, Kahar dikenal sebagai legislator yang memperjuangkan peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan sektor pariwisata nasional.
Keberhasilannya di Komisi X membuat Kahar kembali terpilih sebagai anggota DPR RI pada periode berikutnya, yakni 2009-2014.
Pada periode ini, ia tetap duduk di Komisi X dan terus menunjukkan dedikasi tinggi dalam mengawal kebijakan pendidikan dan pariwisata di Indonesia.
Pada periode 2014-2019, Kahar Muzakir kembali terpilih sebagai anggota DPR RI dan ditempatkan di Komisi III yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan.
Peran barunya di komisi tersebut memberinya kesempatan untuk turut berkontribusi dalam pengembangan kebijakan hukum dan keamanan di Indonesia.
Selain berperan aktif di Komisi III, Kahar juga ditunjuk oleh Fraksi Golkar untuk menjadi anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pada November 2015.
Di MKD, Kahar bertugas untuk menjaga integritas dan etika anggota DPR RI, sebuah tanggung jawab yang membutuhkan ketegasan dan kebijaksanaan.
Pada Januari 2016, Kahar Muzakir kembali mendapat kepercayaan besar ketika ditunjuk sebagai Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.
Dalam posisinya sebagai Ketua Banggar, Kahar memainkan peran krusial dalam pengalokasian anggaran negara dan memastikan bahwa setiap alokasi anggaran sesuai dengan prioritas pembangunan nasional.
Karier politik Kahar terus berlanjut hingga ia kembali terpilih sebagai anggota DPR RI untuk periode 2019-2024.
Pada periode ini, Kahar ditempatkan di Komisi III yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan.
Pengalaman dan dedikasinya yang panjang di bidang legislasi menjadikannya salah satu legislator senior yang dihormati oleh rekan-rekannya di DPR.
Masa Depan Partai Golkar di Tangan Plt Ketum Kahar Muzakir
Dengan ditunjuknya Kahar Muzakir sebagai Plt Ketua Umum Partai Golkar, banyak pihak berharap bahwa Golkar dapat terus menjaga stabilitas dan soliditas internal partai.
Tugas berat menanti Kahar dalam mempersiapkan partai menghadapi berbagai tantangan politik, termasuk pemilihan umum yang akan datang.
Sebagai Plt Ketua Umum, Kahar harus memastikan bahwa proses penjaringan calon Ketua Umum definitif dapat berjalan dengan lancar dan transparan.
Selain itu, ia juga diharapkan mampu memimpin partai dalam menyusun strategi politik yang efektif untuk mempertahankan posisi Golkar sebagai salah satu partai politik terbesar di Indonesia.
Kepemimpinan Kahar Muzakir juga diharapkan dapat menjaga keharmonisan di antara para kader dan pengurus partai, terutama dalam menghadapi berbagai dinamika politik yang mungkin muncul pasca pengunduran diri Airlangga Hartarto.
Pengalaman dan kebijaksanaan Kahar dalam mengelola partai selama bertahun-tahun menjadi modal penting dalam menjalankan tugasnya sebagai Plt Ketua Umum.
Namun, tantangan terbesar yang harus dihadapi Kahar adalah bagaimana membawa Partai Golkar tetap relevan dan kompetitif di tengah persaingan politik yang semakin ketat.
Dalam situasi politik yang dinamis, Golkar harus mampu beradaptasi dan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga eksistensinya sebagai partai politik yang diperhitungkan.
Respon Kader Golkar: Antara Harapan dan Tantangan
Keputusan pengunduran diri Airlangga Hartarto dan penunjukan Kahar Muzakir sebagai Plt Ketua Umum Partai Golkar mendapatkan beragam respon dari kader dan simpatisan partai.
Banyak yang melihat penunjukan Kahar sebagai langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas internal partai.
Namun, tidak sedikit pula yang menganggap bahwa penunjukan Plt ini hanya merupakan langkah sementara sebelum dilakukannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk memilih Ketua Umum definitif.
Salah satu kader senior Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menyatakan dukungannya terhadap Kahar Muzakir.
Menurutnya, Kahar adalah figur yang memiliki integritas tinggi dan pengalaman yang cukup untuk memimpin partai dalam situasi yang menantang ini.
“Saya yakin Pak Kahar mampu membawa Golkar tetap solid dan kuat menghadapi tantangan ke depan,” ujar Bambang dalam sebuah wawancara dengan media.
Sementara itu, beberapa kader muda Partai Golkar menyatakan harapan agar proses penjaringan Ketua Umum definitif dapat berjalan secara demokratis dan transparan.
Mereka berharap bahwa siapapun yang terpilih nantinya dapat membawa perubahan positif bagi partai, terutama dalam meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam politik.
“Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menarik minat generasi muda untuk bergabung dan aktif di Partai Golkar. Kita membutuhkan pemimpin yang bisa memberikan inspirasi dan contoh bagi kader-kader muda,” ujar seorang kader muda Golkar yang enggan disebutkan namanya.
Intinya, pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar menandai berakhirnya sebuah era dalam kepemimpinan partai berlambang pohon beringin ini.
Penunjukan Kahar Muzakir sebagai Plt Ketua Umum diharapkan dapat menjaga stabilitas internal partai dan mempersiapkan Golkar menghadapi tantangan politik yang semakin kompleks.
Ke depan, Partai Golkar akan dihadapkan pada berbagai ujian, termasuk pemilihan Ketua Umum definitif yang akan menentukan arah masa depan partai.
Dalam situasi ini, kepemimpinan yang kuat dan visioner sangat dibutuhkan untuk membawa Golkar tetap relevan dan kompetitif di kancah politik nasional.
Semua mata kini tertuju pada bagaimana Kahar menjalankan amanahnya sebagai Plt Ketua Umum, serta bagaimana Golkar menyusun langkah-langkah strategis untuk menghadapi pemilihan umum yang semakin dekat.