DAMAI SEJAHTERA, mediasumatera.id – bagimu para saudaraku ytk.dalam Kristus. Setiap manusia siapapun dia pasti ingin hidup damai, sehat dan bahagia. Jika demikian, maka dia harus selalu menjalin relasi SPIRITUAL yang intim dan intens dengan Sang Sumber Hidup.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 9: 14 – 17, yakni hal berpuasa. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menjawab pertanyaan tentang puasa dengan sebuah perumpamaan yang dalam maknanya. Ia berbicara tentang anggur yang baru dan kantong yang baru, sebuah gambaran tentang pembaruan spiritual atau rohani dan kesiapan hati untuk menerima karya Allah yang baru. Anggur yang baru melambangkan ajaran dan kehidupan baru dalam Kristus, penuh kasih karunia, pengampunan, dan kuasa Roh Kudus. Sementara kantong yang lama menggambarkan pola pikir lama, tradisi yang kaku, atau hati yang tidak mau berubah. Jika kita mencoba menampung pembaruan Allah dalam hidup yang tidak mau bertobat atau berubah, maka kita akan “koyak”, tidak mampu menampung berkat dan kuasa-Nya. Oleh karena itu, Yesus mengundang kita untuk menjadi kantong yang baru, yakni: hati yang lembut, terbuka, dan siap dibentuk oleh-Nya. Ini berarti kita harus rela melepaskan cara hidup lama, kebiasaan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya, dan membuka diri terhadap pembaruan yang dibawa oleh Roh Kudus. Jadi, Yesus menggunakan perumpamaan anggur baru dan kantong baru untuk menjelaskan bahwa kedatangan-Nya membawa sesuatu yang revolusioner, sebuah cara hidup yang tidak bisa ditempelkan pada tradisi atau pola lama. Anggur baru (Injil Kerajaan Allah) membutuhkan hati yang baru, iman yang segar, dan kesediaan untuk dibarui oleh Roh Kudus. Sebab, sering kali kita berusaha menambal kehidupan spiritual atau rohani kita dengan ritual atau kebiasaan lama, tanpa membiarkan Tuhan mengubah hati dan pikiran kita secara radikal. Oleh karena itu, Yesus mengajak kita untuk menjadi kantong yang baru, yang terbuka terhadap pembaruan, siap menampung karya-Nya yang segar, dan tidak terikat pada formalitas yang kaku.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah ada area dalam hidup saya yang masih “ditambal” dengan cara lama, alih-alih dibarui oleh Kristus?
2. Bagaimana saya bisa menjadi “kantong baru” yang siap menampung tuntunan Tuhan yang kreatif?
3. Apakah saya masih mempertahankan kantong lama dalam hidupku, cara berpikir, sikap, atau kebiasaan yang menghambat pertumbuhan rohani?
4. Apakah saya siap menerima anggur baru dari Tuhan, visi, panggilan, atau pembaruan yang mungkin menantang kenyamanan saya?
Selamat berefleksi… selamat berakhir pekan🙏🙏