Minggu, 15 September 2024

Buah Dari Ketaatan

Buah Dari Ketaatan

Semangat pagi , mediasumatera.id – Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan, karena masih diberi nafas kehidupan? Jangan lupa untuk selalu melakukan hal-hal yang baik di hari ini, meskipun itu kecil. Sebab, yang kecil bila dilakukan dengan cinta yang besar, maka akan mendatangkan keselamatan hidup yang kekal.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 5: 1 – 11, yakni tentang penjala ikan menjadi penjala manusia. Hal ini ditujukan pertama-tama kepada Simon Petrus, tetapi juga kepada Yakobus dan Yohanes teman Simon Petrus, yang adalah sama-sama sebagai nelayan, dan yang kemudian mereka meninggalkan perahu, jala, dan lain-lainnya, termasuk keluarga mereka untuk mengikuti Yesus. Yang menarik adalah ketika Yesus memanggil mereka, mereka sedang bekerja, yakni menjala ikan di pantai danau Genesaret. Namun, kerja keras mereka menantang arus untuk menangkap ikan terasa sia-sia, sebab mereka tidak mendapatkan ikan seekor pun. Padahal mereka tergolong nelayan yang profesional, tetapi sepertinya profesional saja tidak cukup. Artinya perlu campur tangan dari Tuhan, baru benar-benar profesional. Dan ini ternyata benar, ketika Tuhan Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, hendak mewartakan Sabda Tuhan kepada orang banyak, Ia naik ke perahu Simon Petrus.

Setelah selesai mengajar orang banyak itu, Ia menyuruh Simon Petrus agar menolak perahunya lebih ke dalam lagi. Ia berkata: ” bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan”. Sepertinya Yesus tahu kalau Simon Petrus dan teman-temannya tidak menangkap ikan seekor pun, walau mereka sepanjang malam bekerja keras. Oleh karena itu, Yesus menyuruhnya untuk menolakkan perahunya ke tempat yang dalam (duc in altum). Petrus membantah, bagaimana mungkin anak seorang tukang kayu, menyuruh dia yang punya pengalaman sebagai nelayan untuk menebarkan jala di tempat yang dalam? Oleh karena itu, Petrus menjawab: ” Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga”. Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah yang besar, sehingga jala mereka mulai koyak.

Inilah buah dari ketaatan Simon Petrus, yang mau mentaati perintah Guru-nya. Jadi, Simon Petrus dan teman-temannya, boleh dikatakan sebagai nelayan yang profesional, tetapi lihatlah apa yang terjadi? Mereka bekerja keras semalam suntuk, tetapi tidak menangkap ikan seekor pun. Tetapi, begitu Tuhan hadir dan menyuruh mereka, mereka pun mendapatkan ikan dalam jumlah yang besar. Jadi, sehebat apapun kita, seprofesional apapun kita, sepintar atau sepandai apapun kita, jika tanpa campur tangan dari Tuhan, kita tidak bisa apa-apa. Oleh karena itu, tidak perlu sombong dalam segala hal, melainkan selalu rendah hati. Beruntung Simon Petrus taat kepada perintah Tuhan Yesus, sehingga dia mendapat banyak berkat. Petrus tidak hanya taat, dia juga rendah hati, yang ditunjukkannya dengan tersungkur di depan Yesus, sambil berkata: ” Tuhan, tinggalkan aku, karena aku ini orang berdosa”.

Petrus merasa berdosa, karena dia sempat membantah perintah Yesus untuk menebarkan jala ke tempat yang dalam. Dia menyesal, lalu bertobat yang diwujudkannya dengan mengikuti Yesus. Dan Yesus mengubah arah hidup Simon Petrus, dari penjala ikan hanya untuk menghidupi keluarganya atau untuk kerabatnya menjadi penjala manusia untuk menghidupi atau untuk menyelamatkan semua umat manusia dengan menjadi rekan kerja Yesus. Maka, mari kita belajar dari Simon Petrus, yang taat kepada perintah Tuhan Yesus, yang rendah hati, yang menyadari kelemahannya, walau dia merasa dirinya profesional sebagai nelayan. Kita pun harus taat, harus rendah hati, harus selalu mengandalkan Tuhan, dalam hidup.

Sebab, sesungguhnya kita harus jujur mengakui bahwa seprofesional apapun kita, sehebat apapun kita, sepintar atau sepandai apapun, sekaya apapun kita, kalau tanpa campur tangan dari Tuhan, kita tidak mungkin bisa seperti itu. Oleh karena itu, tidak perlu menjadi sombong, sebaliknya kita seperti Petrus yang tersungkur di depan Yesus, sebagai tanda syukur. Ingatlah, bahwa kita tidak bisa berbuat apa-apa tanpa campur tangan dari Tuhan. Oleh karena itu, taatilah selalu pada perintah Tuhan, sebagai ciri orang yang rendah hati. Semoga demikian.