Sorong, mediasumatera.id – Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (DPN Gercin Indonesia) Hendrik Yance Udam mengatakan, bangsa Indonesia atau NKRI sudah dan sedang melalui proses perubahan sejarah peradaban usantara yang sudah sangat panjang. Dimulai dari Kerajaan Sriwijaya sebuah kerajaan bahari yang historis berasal dari Pulau Sumatra.
Dimana kerajaan ini berlangsung sekitar abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi yang didirikan secara resmi pada tahun 682 Masehi.
Hal ini disampaikan HYU sapaan akrab Hendrik Yance Udam dalam sambutannya di acara Pelantikan DPD Gercin Indonesia Provinsi Papua Barat Daya, Selasa (20/8/2024) di salah satu Hotel Bintang 5 Kota Sorong.
“Selain itu Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan nusantara terbesar dan terkuat dalam sejarah. Didirikan pada tahun 1293 oleh Raden Wijaya, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389) dengan Mahapatih Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya,” kata HYU menjelaskan.
Kata dia, setelah mengalami proses perubahan peradaban yang panjang, maka kita masuk ke NKRI yang di diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta, serta the founding father lainnya pada 17 agustus 1945.
“Saat ini usia Bangsa kita sudah memasuki usinya yang ke 79 Tahun Indonesia merdeka. Usia bangsa kita yang sudah mencapai 79 Tahun, Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia secara resmi dipindahkan ke Provinsi Kalimantan Timur, dengan nama Ibu Kota Nusantara (IKN),” tandas HYU.
Menurutnya tokoh nasional asal Papua ini, Bangsa Indonesia mengalami proses perjalanan yang sangat panjang dan menghasilkan perubahan-perubahan peradaban yang sangat luar biasa. Dalam hal tersebut HYU, berbicara dalam konteks nasional berbangsa dan bernegara yang terjadi proses perubahan peradaban.
“Namun ketika saya berbicara dalam konteks Papua, maka tanah Papua dan orang-orangnya juga telah dan sedang mengalami proses perubahan peradaban yang cukup cepat dalam NKRI,” ucap HYU.
HYU menyebutkan, peradaban baru mulai terjadi di Tanah Papua yaitu saat Injil pertama kali masuk Di Tanah Papua melalui Pulau Mansinam, Teluk Doreri Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat pada tanggal 5 Februari 1855. Injil masuk melalui dua misionaris asal Jerman, yakni Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler.
Dan setelah itu Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 14 Juli 1969 menjadi awal bergabungnya Papua menjadi bagian Indonesia. Selanjutnya pada Era Reformasi 1998 juga berdampak politik bagi Tanah Papua, yaitu pada 2001 orang Papua menerima Otonomi Khusus (Otsus) sebagai solusi dalam penyelesaian konflik laten yang selama ini terjadi.
Kemudian kata HYU, Papua yang dulunya dua Provinsi yaitu Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, maka pada 2022 Papua resmi di dimekarkan menjadi 4 Provinsi yaitu Provinsi Papua Pegunungan, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Selatan dan Provinsi Papua Barat Daya, sehingga akhirnya Papua resmi menjadi 6 Provinsi
“Akan ada tambahan. lagi 4 Provinsi, yaitu Provinsi Papua Utara, Provinsi Papua Timur, Provinsi Kepulauan Raja Empat dan Provinsi Papua Barat Tengah. Maka Tanah Papua akan menjadi 10 Provinsi,” ucapnya.
Tentu kata dia, dengan tujuan utamanya yaitu mempertimbangkan bahwa pemekaran wilayah di Provinsi Papua untuk mempercepat pemerataan pembangunan, peningkatan pelayanan publik, kesejahteraan masyarakat, serta mengangkat harkat dan martabat Orang Asli Papua.
“Tanah Papua dan orang-orangnya sedang mengalami proses peradaban sosial politik dan budaya ekonomi yang sangat luar biasa. Dan hari ini juga saya sebagai putra asli Papua yang menjadi Ketua Umum DPN Gercin Indonesia juga adalah merupakan bagian dari sejarah lompatan politik peradaban orang Papua dalam NKRI,” kata HYU dengan lugas
HYU dalam sambutannya yang berapi-api membakar semangat pengurus DPD Gercin Indonesia Provinsi Papua Barat Daya yang baru saja dilantik. Ia mengajak kepada Ketua dan pengurus Gercin Indonesia Provinsi Papua Barat Daya yang baru saja dilantik. Untuk bisa berjuang bersama melalui Ormas Gercin Indonesia, untuk menciptakan peradaban baru Orang asli Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Sebagai orang asli Papua kita harus menjemput arus perubahan yang ada atau membuat perubahan di Tanah Papua. Sebab kalau tidak maka perubahan tersebut dapat mengilas kita dan membunuh kita, karena perubahan datang kapan saja dan tidak memandang status sosial kita,” katanya penuh semangat.
Sementara itu dalam sambutannya Ketua DPD Gercin Indonesia Provinsi Papua Barat Daya Maria Jitmau mengatakan, dirinya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ketua Umum DPN Gercin Indonesia dan Sekjen. Dimana berkenan hadir dan melantik pengurus DPD Gercin Indonesia Provinsi Papua Barat Daya.
“Kepengurusan DPD Gercin Indonesia Papua Barat Daya saat ini sudah sah memiliki legalitas hukum yang jelas dan juga secara adminitrasi dalam berorganisasi. Saya akan secepatnya membuat laporan kegiatan Pelantikan DPD Gercin Indonesia Provinsi Papua Barat Daya dan melaporkannya kepada Pemerintah Provinsi,” kata Maria sapaan akrabnya.
Dirinya juga banyak berterima kasih kepada panitia yang sudah berkerja keras dalam waktu yang sangat singkat. Namun bisa mensukseskan agenda pelantikan DPD Gercin Indonesia Provinsi Papua Barat Daya, Selasa (20/8/2024).