mediasumatera.id – Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan Rabu (14/2/2023) tinggal hitungan hari lagi, Calon legislatif Keuskupan Agung Palembang dari Kota Palembang dengan latar partai politik yang berbeda-beda dikumpulkan oleh komisi kerasulan awam dalam rangka mengikuti misa sekaligus mendapatkan berkat perutusan dari Uskup Agung Palembang Mgr.Yohanes Harun Yuwono pada hari Kamis petang 8 Februari 2024 dalam kegiatan bernuansa spiritual yang diadakan di Gereja Katedral Santa Maria Jalan Tasik Palembang. Calon legeslatif katolik dari kota Palembang tersebut adalah Andreas OP, Ade Chandra Prabu, Beda Ferabilis, Victor Salim, Michael Joe, Eddy, dan Primos Sarkol. Kegiatan ini merupakan salah satu program Kerawam Keuskupan Agung Palembang yang diketuai oleh Romo Agustinus Riyanto,SCJ di mana komisi Kerawam ini memang memiliki secara khusus dari gereja untuk memberikan pendidikan politik bagi umat sekaligus mendorong atau memotivasi para awam Katolik yang berpotensi untuk terlibat dalam politik praktis baik menjadi anggota ataupun pengurus Partai maupun menjadi Calon Legislatif. Sejumlah Imam juga ikut hadir bersama para caleg dalam misa perutusan yaitu Romo Agustinus Riyanto,SCJ, Romo Kino dan Romo Agustinus Giman dan segenap umat.
Gereja mendukung umat Allah yang berkiprah dalam dunia kebangsaan dan politik
Rm Riyanto dalam pengantarnya mengatakan bahwa semua umat manusia tanpa memandang kondisi mereka dan perbedaan yang ada berhak mendapatkan karya keselamatan dari Allah. “ Tugas kita semua untuk membangkitkan karya keselamatan Allah dalam hidup dan melalui kiprah kehadiran di tempat masing-masing. Untuk itu para calon legeslatif sebagai umat Alah yang akan menjalankan kiprahnya lebih luas dengan menyediakan diri menjadi caleg melalui tugasnya dapat membangkitkan karya keselamatan Allah. Gereja mendukung umat Allah yang berkiprah dalam dunia kebangsaan dan politik dengan mendasarkan diri pada iman Katolik.” Kata Romo Riyanto
Berjuang untuk menuju Indonesia Damai
Mgr. Yohanes Harun Yuwono Uskup Agung Palembang dalam Homilinya menjelaskan bahwa kita sebagai waga Negara dan sebagai umat beriman diajak berjalan bersama, “ Sebagai umat katolik yang minoritas kadang tidak diperhitungkan bahkan disingkir-singkirkan. Padahal kita merupakan satu dari enam kelompok yang diakui di Indonesia, kita sederajat, sama dengan kelompok lainnya.” Ungkap Mgr Yo
Lebih lanjut Mgr Harun menjelaskan bahwa sebelum kemerdekaan martabat kita sudah ditunjukkan dengan perwakilan untuk ambil bagian mengisi kemerdekaan contohnya sebagian besar panitia konggres pemuda tahun 1926 adalah orang Katolik, Konggres Pemuda Pertama dilaksanakan di aula Gereja Katedral Jakarta. Seminari Mertoyudan Magelang tempat lahirnya Kepolisian RI, Percetakan Kanisius pernah mencetak uang Republik Indonesia (ORI), Gedung Seminari Code di Yogyakarta pernah dipakai sebagai kantor kementrian Dalam Negeri, Mgr Soegiyopranoto berperan dalam penyelanggaraan Konferensi Meja Bundar, Ignasius Slamet Riyadi penggagas berdirinya Kopassus, I.J Kasimo penggagas pembangunan pertama sesudah Indonesia merdeka, WR Supratman pencipta lagu Kebangsaan Indonesia, Slamet Riyadi, Yos Sudarso dll . “ Pesan moralnya adalah apakah kita masih ragu,atau minder walaupun kita kelompok kecil. Jadi janganlah kita memikirkan kelompok atau golongan sendiri. Maka mari kita berjuang untuk Indonesia maju dan sejahtera.” Ungkap Mgr Harun.
UskupAgung Palembang juga memohon berkat Tuhan agar siapapun yang berjuang di dunia politik kecil dan mengabdi untuk kepentingan bangsa negara dan masyarakat serta gereja dengan bantuan rahmat Tuhan. “ Semoga anda semua berhasil dalam perjuangan di dunia politik “, juga mengapresiasi umat yang hadir dan mengajak untuk menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani mempergunakan waktu dan kesempatan pada tanggal 14 Februari 2024 menuju ke TPS TPS yang sudah ditentukan gereja berharap umat memilih orang-orang yang sudah dikenal dengan baik perjuangkan aspirasi gereja dan kepentingan umum lainnya dan dapat berpedoman Surat Gembala tahun 2023.
Kasih Allah dan keteladanan Yesus haruslah menjadi contoh, hal itu bisa terwujud kalau para caleg yang beragama Katolik memandang bahwa panggilan politik adalah luhur dan mulia dengan melakukan perpolitikan dengan benar dan sepakat setia pada agama dan negara. Panggilan politik itu mulia karena mengupayakan kepentingan bersama masyarakat dengan menjadikan panggilan politik sebagai panggilan terhormat dengan melakukan perintah Tuhan. Karena merupakan panggilan yang luhur dan mulia itu lah maka dalam melakukan politik praktis, umat Katolik tidak boleh menjadi bagian dari problem tapi harus menjadi bagian dari solusi. Bukan mengejar kepentingan pribadi tapi harus mengutamakan kebersamaan.