mediasumatera.id – SMA Maitreyawira Palembang mengisi kegiatan akhir semester dengan menyelenggarakan Workshop Eco Enzyme, bertempat di Ceria Grand Ballroom Lt. 8. Ratusan siswa yang berasal dari 8 kelas mengikuti kegiatan yang berlangsung dari pkl. 08.00 – 15.00 wib tersebut. Kegiatan yang dilakukan setelah ujian semester ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada peserta didik terkait beberapa hal positif yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Kepala SMA Maitreyawira, Regen Kusuma mengatakan, bahwa sekolah-sekolah di Indonesia sedang menjalankan Kurikulum Merdeka Belajar dengan target utama untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila, ungkapnya, terdiri dari 6 dimensi. “Enam dimensi tersebut adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; mandiri; bergotong-royong; berkebhinekaan global; bernalar kritis; dan kreatif,” ujarnya Ia menambahkan, ada 5 elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.
Dikatakannya, akhlak mulia yang dimaksud adalah, akhlak beragama; akhlak pribadi; akhlak kepada manusia; akhlak kepada alam; dan akhlak bernegara. “Nah, di sini kita berfokus pada poin akhlak kepada alam. Sebagai bagian dari lingkungan, Pelajar Pancasila mengejawantahkan akhlak mulianya dalam tanggung jawab, rasa sayang, dan peduli terhadap lingkungan alam sekitar,” ujarnya. Menurutnya, Pelajar Pancasila harus menyadari bahwa dirinya adalah salah satu dari bagian ekosistem bumi yang saling mempengaruhi. “Pelajar Pancasila juga menyadari bahwa sebagai manusia, ia mengemban tugas dalam menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan Tuhan,” tegasnya. Hal tersebut, ujarnya, membuat Pelajar Pancasila menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitar. Sehingga, alam dijaga agar tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. Pelajar Pancasila tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, serta mengambil peran untuk menghentikan perilaku yang merusak dan menyalahgunakan lingkungan alam.
Pelajar Pancasila juga senantiasa reflektif, memikirkan, dan membangun kesadaran tentang konsekuensi atau dampak dari perilakunya terhadap lingkungan alam. “Kesadarannya ini menjadi dasar untuk membiasakan diri menerapkan gaya hidup peduli lingkungan. Sehingga, ia secara aktif berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan,” ujar pria yang juga anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Palembang tersebut. Pemilihan tema Workshop Eco Enzyme, ujarnya, karena salah satu tantangan dunia saat ini adalah sampah yang banyak dihasilkan dari aktivitas manusia. “Sampah-sampah ini sangat bisa kita olah menjadi sesuatu yang bernilai, jika kita mau peduli dan memberikan sedikit waktu untuk melakukan pemilahan dan pengolahan,” katanya. “Salah satu wujudnya adalah mengolah sampah organik menjadi eco enzyme yang punya segudang manfaat,” ujarnya lagi. Menurutnya, class meeting menjadi momen untuk mengajak peserta didik agar mengenal kondisi alam dan tantangan perubahan yang terjadi. ” Mereka juga diajak untuk mengenal Eco Enzym, cara pembuatan Eco Enzym, kegunaan Eco Enzim, fakta fakta penggunaan Eco Enzym di lapangan, praktik pembuatan Eco Enzym, serta project berkelompok untuk membuat rencana aksi setelah workshop,” ungkapnya. Workshop serupa sebelumnya telah dilaksanakan untuk para guru dan staf, yang berlangsung selama 2 hari, 30 November dan 1 Desember 2023. Mereka kemudian ditugaskan untuk menjadi pendamping peserta didik pada pelaksanaan workshop kali ini.
Regen berharap, melalui workshop ini, peserta didik dapat memahami dan menerapkannya di lingkungan sekolah, dalam kelas dan di rumahnya, serta dapat selalu menggali dan berbagi nilai nilai positif di lapangan. Pembicara yang dihadirkan adalah dari Komunitas Gerakan Bumiku Sayang (GBS) Sekolah Maitreyawira Palembang. “Semoga lewat gerakan kecil ini, bisa menularkan virus positif ke lingkungan sekitar dan makin banyak yang tergerak untuk membagikan info baik ini. Semoga alam sekitar kita akan semakin bersih dan sehat,” pungkasnya.