mediasumatera.id – Perguruan tinggi merupakan institusi pendidikan yang memainkan peranan penting dalam implementasi transisi energi dan transformasi ekonomi melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam rangka mengenalkan topik transisi energi kepada civitas kampus, Institute for Essential Servive Reform (IESR) melaksanakan kuliah umum bersama di Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Unika Musi Charitas dengan tema “Strategi Mitigasi dan Adaptasi Transisi Energi di Sumatera Selatan” yang diikuti oleh 200 an mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Palembang yang dilaksanakan pada: Senin, (27/5/2024) bertempat di Aula Kampus Universitas Musi Charitas Jalan Bangau Palembang.
Pada kuliah umum tersebut menghadirkan narasumber Dr. Marlistya Citraningrum_ Manager Program Akses Energi Berkelanjutan, Institute for Essential Services Reform (IESR), Hari Wibawa, SP., MM._Ka. Bid. Perekonomian & Pendanaan Pembangunan Bappeda Provinsi Sumatera Selatan membawakan materi: Kebijakan dan Regulasi Provinsi Sumatera Selatan dalam mendukung Transisi Energi, Dr. Aryansyah, ST, MT._ Kabid Energi Dinas ESDM Provinsi Sumatera Selatan dengan materi: Potensi Energi Terbarukan di Provinsi Sumatera Selatan, dan Robert Aritonang., Dip.Eng., LRSC., M.Sc Praktik Industri Prodi Teknik Industri Unika Musi Charitas Palembang menyajikan materi: Pembangkit dari Biomassa dengan dimoderatori oleh Dr. Heri Setiawan., S.T., M.T., IPM
DR Antonius Singgih Setiawan SE,,M.Si Rektor Universitas Katolik Musi Charitas dalam sambutan pembukaannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada para nara sumber dalam kuliah umum di UKMC. Melihat situasi saat ini dan atas masukan dari beberapa pihak pantas dan layak jika UKMC bisa membuka jurusan baru program Teknik Energi yang mana saat ini belum banyak ada di Indonesia, maka dengan harapan dukungan tersebut akan dipikirkan pendirian program studi baru tersebut, apalagi bahwa Indonesia saat ini terus berupaya untuk meningkatkan energi terbarukan dalam bauran energinya, demi mencapai target ambisius dalam mengurangi emisi.
Dr. Marlistya Citraningrum_ Manager Program Akses Energi Berkelanjutan, Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam materinya menjelaskan bahwa Institute for Essential Service Reform (IESR) merupakan lembaga riset dan advokasi yang fokus pada isu energi dan lingkungan. IESR juga aktif mendorong transformasi menuju sistem energi rendah karbon dan berkelanjutan dengan melakukan asistensi, pengembangan kapasitas, dan membangun kemitraan strategis dengan aktor pemerintah dan nonpemerintah. Dalam satu tahun terakhir, IESR melakukan program kerja “Transisi Energi Berkeadilan dan Transformasi Ekonomi di Wilayah Penghasil Batu Bara”, dengan lokus program di Sumatera Selatan.
Dr. Aryansyah, ST, MT._ Kabid Energi Dinas ESDM Provinsi Sumatera Selatan dengan materi: Potensi Energi Terbarukan di Provinsi Sumatera Selatan, Transisi Energi Berkeadilan dan Transformasi Ekonomi di Wilayah Penghasil Batu Bara di Sumatera Selatan. Dikatakannya bahwa dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC), Indonesia menargetkan pengurangan emisi 31,89% (dengan upaya sendiri) dan 43,2% (dengan dukungan internasional) pada tahun 2030. Proporsi target pengurangan emisi dari sektor energi sendiri adalah 11%. Pemerintah juga menargetkan baura nenergi terbarukan sebesar 23% pada 2025.
Penggunaan energi terbarukan, salah satunya melalui penerbitan Peraturan Presiden No 112/2022 yang memprioritaskan PLT tenaga EBT, percepatan terminasi PLTU, dan melarang pembangunan PLTU baru.
Hari Wibawa, SP., MM._Ka. Bid. Perekonomian & Pendanaan Pembangunan Bappeda Provinsi Sumatera Selatan membawakan materi: Kebijakan dan Regulasi Provinsi Sumatera Selatan dalam mendukung Transisi Energi,
Robert Aritonang., Dip.Eng., LRSC., M.Sc Praktik Industri Prodi Teknik Industri Unika Musi Charitas Palembang menyajikan materi: Pembangkit dari Biomassa menjelaskan jika Stakeholder di tingkat provinsi dan daerah perlu menerapkan pembangunan daerah dengan paradigma transisi energi sebagai langkah antisipatif terhadap tren kebijakan yang ada saat ini. Namun demikian, transisi energi membutuhkan strategi mitigasi dan adaptasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi daerah. Dialog lintas stakeholder diperlukan untuk memastikan bahwa strategi yang dipilih mengikutsertakan semua orang (no one left behind), salah satunya kalangan akademisi selanjutnya diharapkan bisa mendorong partisipasi aktif berbagai pihak dalam proses transisi energi di Sumatera Selatan.