Kamis, 20 Februari 2025

Banjir di Kota Medan semakin Parah akibat laju penurunan muka tanah sangat tinggi

Banjir di Kota Medan semakin Parah akibat laju penurunan muka tanah sangat tinggi

mediasumatera.id – Sejak tanggal 27 hingga 28 November kota Medan dilanda bencana banjir yang cukup parah akibat curah hujan yang tinggi.  Dilaporkan ribuan rumah terendam dan puluhan ribu warga yang terdampak bencana banjir.  Banjir kali ini di bebeberapa lokasi mencapai ketinggian lebih dari 2 m sehingga banyak rumah yang terendam dan banyak orang terjebak  di atap rumah.

Menurut Laporan Badan Penanggulan Bencana Daerah, setiap tahun ancaman banjir terjadi di Kota Medan, pemicunya adalah  curah hujan yang tinggi. Bencana banjir di perkotaan umumnya disebakan berbagai faktor diantaranya terjadinya alih fungsi lahan hijau menjadi permukiman dan bangunan lain tanpa disertai dengan sistem drainase yang baik. Akibat drainase dan pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyebabkan air  menggenang dan akhirnya meluap khususnya di pinggiran sungai.

Selain faktor-faktor di atas,  hal yang menyebabkan banjir di Kota Medan semakin parah adalah laju penurunan muka tanah yang cukup tinggi.  Hal ini sesuai dengan penelitian kami bekerja sama dengan peneliti dari Chiba University (Prof. Joshapat Tetuko). Hasil penelitian ini baru dipublikasi di Jurnal Internasional tahun ini (https://www.mdpi.com/2072-4292/16/5/865).  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan deteksi satelit radar, laju penurunan muka tanah di beberapa lokasi di Kota Medan lebih besar dari 5 cm pertahun (Gambar 1).  Gambar warna kuning hingga coklat kemerahan menunjukkan lokasi yang paling tinggi laju penurunan muka tanahnya, Pengukuran dari satelit ini juga diperkuat hasil pengukuran beberapa titik Bench Mark (BM) di lapang.  Dari pola laju penurunan muka tanah di Kota Medan terlihat bahwa Kota Medan  menjadi seperti kuali, akibatnya jika air dari curah hujan yang tinggi akan tergenang dan sulit untuk mengalir secara alami.

Baca Juga :  Kabar Duka, Al Ustad Al Habib Mahdi Berpulang

Banjir di Kota Medan semakin Parah akibat laju penurunan muka tanah sangat tinggiJika peta laju penurunan muka tanah di-overlay dengan peta kepadatan penduduk maka wilayah dengan warna kuning hingga coklat kemerahan merupakan  wilayah dengan jumlah penduduk yang sangat padat seperti di Medan Area, Medan Sunggal dan Medan Barat kepadatan penduduk > 20.000 orang/km2. Penurunan muka tanah di Kota Medan diduga terutama akibat jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan tingkat konsumsi air tanah yang semakin meningkat.  Menurut hasil-hasil penelitian diberbagai kota di Indonesia penyedotan air tanah merupakan salah satu faktor terjadinya penurunan muka tanah. Namun demikian penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, sehingga faktor utama penyebab tingginya laju penurunan muka tanah di Kota Medan diketahui dengan pasti supaya angkah-langkah penanggulan bisa dilakukan dengan tepat.

Ancaman bencana banjir di Kota Medan juga bisa diperparah dengan fenomena perbuhan iklim global.  Akibat perubahan iklim laju kenaikan muka laut gobal juga meningkat sekitar 3.2 mm/tahun.  Hasil analisis data satelit selama 30 tahun menunjukkan laju kenaikan muka laut di Pantai Timur Sumatra Utara sebesar 4.8 mm/tahun, lebih tinggi dari laju kenaikan muka global. Hal ini akan meningkatkan tinggi muka laut rata-rata sehingga kalau terjadi pasang tinggi bersamaan dengan curah hujan yang tinggi maka ancaman banjir di Kota Medan akan semakin parah.

Oleh karena itu,  untuk mengurangi dampak negatif ancaman bencana banjir di Kota Medan perlu dilakukan kajian yang konprehensif  dengan memperhitungkan laju penurunan muka tanah dan kenaikan muka laut.  Selanjutnya berdasarkan hasil kajian yang konprehensif, mendesak dilakasanakan langkah-langkah adaptasi sehingga dampak negatif bencana banjir bisa dikurangi bahkan dihindari.

 

Prof. Jonson Lumban Gaol.  Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca Juga :  BREAKING NEWS: Mantan Bupati Musi Rawas Radjab Semendawai Meninggal Dunia