SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id -Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan, karena masih diberi nafas kehidupan? Dan apakah anda sudah membangun niat untuk melakukan hal-hal yang baik di hari ini, meskipun itu kecil? Walau kecil, namun bila dilakukan dengan cinta yang besar, maka akan mendatangkan keselamatan hidup yang kekal.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 25: 14 – 30, yakni Perumpamaan tentang talenta. Dalam Alkitab, kata talenta memiliki beberapa arti, yaitu:
(1)Bakat atau kesanggupan khusus yang dimiliki seseorang sejak lahir.
(2) Kemampuan, waktu, sumber daya, dan kesempatan yang dipercayakan Allah kepada manusia untuk melayani-Nya di bumi
(3) Jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu enam ribu dinar.
Oleh karena itu, perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus dalam Injil hari ini, merupakan nasihat kepada para murid-Nya, termasuk kita. Nasihat itu dimaksudkan, agar para murid-Nya, termasuk kita untuk dapat menggunakan karunia-karunia yang diberikan Allah untuk melayani-Nya dan untuk mengambil risiko demi Kerajaan Allah. Para murid Yesus termasuk kita, diharapkan untuk mengelola atau mengembangkan talenta, berupa: kompetensi, bakat, ketrampilan yang dipercayakan kepada kita, agar lebih berkembang, lebih maju, lebih sukses, lebih berkompeten, lebih profesional, dan lebih berhasil. Tidak ada hasil yang instan, semua butuh usaha, butuh perjuangan dan butuh proses. Proses tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Jika itu yang terjadi, maka kita termasuk hamba yang baik dan setia. Maka, konsekuensi adalah kita akan masuk dan turut dalam kebahagiaan Tuhan dalam Kerajaan-Nya. Dan sebaliknya, jika kita tidak mau mengelola atau mengembangkan talenta yang dipercayakan kepada kita, sehingga kita tetap menjadi kerdil. Dan jika itu yang terjadi, maka kita termasuk hamba yang jahat dan malas, serta dianggap sebagai hamba yang tidak berguna. Oleh karena itu, maka kita siap untuk dibuang ke dalam kegelapan yang paling gelap. Dari perumpamaan ini juga, Tuhan menganugerahkan talenta kepada kita berbeda-beda sesuai kemampuan kita. Namun, bukan soal kuantitas atau jumlah, melainkan soal kualitas, soal mentalitas dan spiritualitas dalam berusaha. Maka, mari selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup, jadilah hamba yang baik dan setia, yang selalu proaktif dalam mengembangkan talenta yang dianugerahkan kepada kita. Dan janganlah menjadi hamba yang jahat dan malas. Semoga demikian. Selamat berakhir pekan.