Palembang, mediasumatera.id – Kualitas udara buruk yang disebabkan persoalan kabut asap jadi sorotan pengamat sosial dan politik kota Palembang Bagindo Togar BB.
Menurutnya, sejauh ini kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) belum ada penanganan yang tepat. Selain upaya penyiraman titik karhutla, pemerintah daerah dinilai hanya memberi imbauan kepada masyarakat serta peserta didik.
“Yang dilakukan hanya himbauan, gak ada aksi serius untuk mengatasi persoalan ini,” kata Bagindo Selasa (26/9/2023).
Bahkan kata dia, pejabat setempat hanya konsen pada kepentingan personal terkait jabatannya.
“Hampir semua elite Pejabat Pemerintah Daerah baik Kota, Kabupaten juga Provinsi concern mengurusi kepentingan personal terkait jabatannya semata yang sarat dengan pencitraan serta peningkatan kesejahteraan Keluarga maupun kerabatnya. Alias abai mengurusi permasalahan yang terus dialami masyarakat hingga kini bahkan di masa masa mendatang,” ujar Bagindo.
Menurutnya, Sumsel dan Palembang serta Kabupaten kota lainnya, bisa mencontoh ibu kota Jakarta yang telah melakukan aksi nyata mengatasi persoalan udara buruk.
Misalnya kata Bagindo yang juga Direktur Forum Demokrasi Sriwijaya ini dengan pemasangan water mist generator (pembuat embun) di gedung gedung tinggi.
Diketahui di Jakarta saat ini sudah banyak gedung-gedung tinggi yang berpartisipasi memasang alat water mist untuk mengurangi polusi udara. Gedung tinggi tersebut menggunakan metode water mist untuk menyemprotkan air dari atas gedung.
Lebih lanjut Bagindo juga menyarankan pemasangan air difuser di sekolah sekolah.
Air diffuser adalah alat yang berfungsi untuk membuat rumah menjadi harum, dengan manfaat tambahan yaitu meningkatkan kualitas udara dalam ruangan untuk membantu pernafasan agar menjadi lebih lega dalam sehari hari.
“Jadi solusi bukan cuma imbauan dan usaha memadamkan titik api, tapi pasang water mist di setiap gedung, pasang juga air difuser di setiap sekolah. Dananya kan pasti ada karena ini persoalan publik ” katanya.
Disisi lain, Bagindo meminta beberapa unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) dan dinas pertamanan dikerahkan untuk melakukan penyemprotan di kawasan kota dan areal publik.
“Pakai dulu mobil pemadam kebakaran untuk nyiram kawasan jalan dan areal publik, jadi uap airnya naik bisa mengurangi polusi udara kabut asap ini,” ujarnya.
Untuk itu menurutnya perlu adanya upaya optimalisasi operasional armada Damkar oleh Pemda kota di Seluruh Sumsel dengan optimalkan dana APBD daerah untuk memenuhi armada Damkar yang jumlahnya harus memadai dan mencukupi seluruh kabupaten dan kota di Sumsel sehingga dampak asap karhutla bisa di minimalisir .
Apalagi kota Palembang memiliki air yang melimpah dari Sungai Musi yang harus bisa dioptimalkan untuk armada Damkar untuk seluruh kecamatan yang ada di kota Palembang .
“Masyarakat juga bisa ikut berperan dengan menyirami pekarangan rumah pada pagi dan sore hati di situasi asap karhutla saat ini,” katanya.