SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id – semoga saya menjumpai anda dalam keadaan sehat dan bahagia. Jangan lupa untuk selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kepada anda dan saya napas kehidupan serta kesehatan. Pada hari ini Gereja Katolik sejagat memperingati Santo Vinsensius a Paulo, Imam
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 9: 18 – 22, yakni tentang pengakuan Petrus dan pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia. Pengakuan Petrus yang mewakili para rasul Yesus, tentang jati diri Yesus, yakni Engkaulah Kristus dari Allah adalah buah dari relasi yang intim atau mendalam dan intens dengan Yesus. Sedangkan, ketika relasi dengan Yesus tidak terlalu intim atau mendalam dan intens, maka orang atau kita tidak akan bisa mengenal Yesus secara mendalam atau secara baik. Hal ini dibuktikan dengan jawaban orang banyak tentang Yesus. Kata orang banyak bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis, atau juga Elia, atau salah seorang nabi dari zaman dulu.
Tetapi, apa jawaban Petrus, ketika Yesus bertanya kepada para rasul-Nya, menurut kalian: ” _siapakah Aku ini?_”. Apa jawaban Petrus: ” _Engkaulah Kristus dari Allah_”. Jika dibandingkan antara jawaban orang banyak dan jawaban Petrus sangat berbeda jauh. Terlihat jawaban Petrus, karena Petrus mengalami secara langsung hidup bersama Yesus. Relasi Petrus dengan Yesus sangat intim atau mendalam dan intens. Sedangkan relasi orang banyak dengan Yesus tidak mengalami secara langsung, melainkan hanya mendengar kata atau cerita orang lain. Dengan demikian, relasi orang banyak dengan Yesus, tidak intim atau mendalam dan tidak intens.
Bagaimana dengan kita? Kita pun akan mengenal Yesus secara intim atau mendalam dan intens, manakala kita menjalin relasi yang intim atau mendalam dan intens dengan Yesus dalam doa. Dan doa kita tentunya harus dilandasi dengan iman. Sebaliknya, jika relasi kita dengan Yesus tidak terlalu intim atau mendalam dan tidak intens, maka kita juga seperti orang banyak yang mengira Yesus adalah Yohanes Pembaptis atau Elia atau salah seorang nabi dari zaman dulu. Itu juga menandakan bahwa kita tidak sungguh-sungguh beriman kepada Yesus. Maka, mari kita menjalin relasi yang intim atau mendalam dan intens dengan Yesus melalui doa, ibadat, kebaktian dan Ekaristi. Dengan demikian, kita akan bisa mengenal Dia secara baik dan mendalam, yang dilandasi dengan iman dan kepercayaan yang mendalam. Semoga demikian.