SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id – para sahabatku. Apa kabar para sahabatku. Kiranya para sahabat dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 4: 21 – 25, yakni perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran. Pelita adalah alat penerang yang digunakan untuk memberikan cahaya, biasanya dengan menggunakan bahan bakar seperti minyak tanah. Pelita hanya bermakna ketika malam hari saat listrik padam. Dengan demikian, fungsi pelita adalah sebagai penerang. Pelita yang bercahaya dapat memancarkan cahaya yang menerangi di sekitarnya. Demikian pula dengan ukuran untuk mengukur. Namun, dua perumpamaan ini disampaikan oleh Yesus kepada para murid-Nya termasuk kita sebagai simbol. Bahwa sebagai murid Yesus, kita harus bisa menjadi pelita yang memancarkan cahaya atau terang kepada sesama yang mengalami berbagai “kegelapan” dalam hidup, entah malas, stres, sakit, frustrasi, cemas, gelisah, bingung, kekeringan rohani, cuek, masa bodoh, sulit berubah, dan lainnya. Tetapi sebelum kita menjadi pelita bagi orang lain, maka harus terlebih dahulu kita menerima terang dari Sang Terang, yakni Yesus. Dengan demikian, terang atau cahaya yang kita pancarkan adalah terang atau cahaya yang bersumber dari Yesus Sang sumber Terang. Dan dengan terang yang berasal dari Yesus, maka kita juga bisa melihat kegelapan yang ada dalam diri kita. Juga dengan terang yang berasal dari Yesus, kita mampu melihat atau menilai kualitas diri kita. Jadi, sebagai pelita yang memancarkan cahaya atau terang dari Yesus, maka kita tidak hanya memancar cahaya atau terang keluar, tetapi juga memancar cahaya atau terang ke dalam diri kita. Jangan sampai kita memancarkan cahaya atau terang ke luar, tetapi diri kita sendiri mengalami kegelapan. Namun, yakinlah jika pelita yang yang kita pancarkan cahaya atau terangnya berasal dari dalam diri, dari hati kita, maka kita tidak akan mudah menghakimi atau menghukum atau menilai atau mengukur diri orang lain. Maka, mari sebelum menjadi pelita yang memancarkan cahaya atau terang bagi orang lain, jadilah pelita bagi diri sendiri. Juga sebelum kita mengukur atau menilai atau mengoreksi atau mengubah diri orang lain, maka ukurlah, nilailah, koreksilah, dan ubahlah diri sendiri terlebih dahulu. Semoga demikian 🙏🙏