Sabtu, 18 Januari 2025
Berita  

Mgr Yohanes Harun Yuwono : Yubilium Menjadi Momen Memperbaharui Harapan

Mgr Yohanes Harun Yuwono : Yubilium Menjadi Momen Memperbaharui Harapan

PALEMBANG, mediasumatera.id – Bertempat di Gereja Katedral Santa Maria Jalan Dr Sutomo Palembang. Keuskupan Agung Palembang memulai tahun 2025 sebagai Tahun Belas Kasih Tuhan dan Tahun Yubelium diadakan Misa Perdamaian dan juga pembukaan Tahun Yubelium, yang dipimpin oleh Mgr Yohanes Harun Yuwono pada hari Rabu, 1 Januari 2025, pukul 17.00 WIB. Tahun Yubelium dalam tradisi Katolik adalah perayaan istimewa yang dilaksanakan setiap 25 tahun sekali sebagai bagian dari tradisi pengampunan dosa dan pembebasan. Tahun Yubelium diadakan pada tahun yang kelipatan 25, dimulai sejak tahun 1300 pada masa Paus Bonifasius VIII. Dalam perayaan ini, gereja memberikan kesempatan bagi umat untuk mendapatkan indulgensi (pengampunan dosa) sebagai bentuk rahmat dan kesempatan untuk pembaruan rohani. Tahun Yubelium yang 2025, yang menandakan 25 tahun sejak Tahun Yubelium yang terakhir yang diadakan pada tahun 2000 oleh Paus Yohanes Paulus II. Tahun ini akan menjadi momen khusus dalam Gereja Katolik.

RD Agustinus Giman dalam kata pengantarnya mengatakan bahwa harapan juga menjadi pesan utama yubilium, dilaksanakan setiap 25 tahun sekali. Berfikir bahwa semua calon peziarah yang datang ke Roma untuk menikmati tahun suci dan kepada semua orang yang tidak dapat mengunjungi kota Rasul Petrus dan Paulus, dapat merayakannya di gereja lokal. Yubilium ini menjadi momen perjumpaan pribadi yang sejati dengan Tuhan Yesus, pintu keselamatan kita yang senantiasa diteruskan oleh Gereja di berbagai tempat dan untuk semua orang sebagai pengharapan kita.

Setiap orang pasti memahami arti di dalam hati mereka, yaitu sebuah harapan yang tumbuh sebagai keinginan akan hal-hal baik yang akan datang, meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, ketidakpastian yang menyertai masa depan sering kali menimbulkan perasaan yang saling bertentangan. Dari rasa percaya diri yang tinggi hingga kekhawatiran, dari ketenangan hingga kecemasan, dari keyakinan yang teguh hingga keraguan. Tak jarang kita menemui orang-orang yang merasa putus asa, pesimis, dan sinis terhadap masa depan, seakan-akan tidak ada yang dapat membawa kebahagiaan.

Baca Juga :  Tindak Tegas ASN yang Tidak Cakap Melayani Masyarakat

Mgr Yohanes Harun Yuwono : Yubilium Menjadi Momen Memperbaharui Harapan

Semoga tahun Yubilium ini menjadi momen untuk memperbaharui harapan. Firman Tuhan dapat membantu kita menemukan alasan untuk harapan tersebut dan menjadikannya sebagai pedoman dalam hidup kita. Kita kembali kepada pesan yang ingin disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma: pengharapan lahir dari cinta, yang bersumber dari kasih Yesus yang tertikam di kayu salib. Jika pada saat kita masih menjadi musuh Allah, kita diperdamaikan melalui kematian Anak-Nya, maka sudah tentu kita yang kini telah diperdamaikan, akan diselamatkan oleh hidup-Nya.

Mgr Yohanes Harun Yuwono : Yubilium Menjadi Momen Memperbaharui Harapan

Mgr. Yohanes Harun Yuwono dalam homilinya, menyampaikan pesan dari Bapa Suci yang mengajak kita merayakan Tahun Yubelium 2025 dengan mengusung tema komunitas basis, yang menjadi fokus Keuskupan Agung Palembang tahun ini. Dan mengajak semua untuk bersama-sama berjalan menuju masa depan yang lebih baik. Kita semua mengetahui bahwa Gereja universal akan merayakan Tahun Yubelium ini, yang telah dibuka oleh Bapa Suci pada 24 Desember lalu dan akan berakhir pada 6 Januari 2026.

Mgr Yohanes Harun Yuwono : Yubilium Menjadi Momen Memperbaharui Harapan

Melalui Misa Perdamaian, setiap tanggal 1 Januari tradisi yang telah menjadi kebiasaan kita setiap tahun di Keuskupan Agung Palembang. Tema Tahun Yubelium 2025 adalah “Space Non Confounded,” yang berarti harapan tidak akan mengecewakan. Terlebih tahun 2025, Keuskupan Agung Palembang berada dalam Tahun Ardas Ketiga Komunitas Basis Gerejawi (KBG), yang memberi kita kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan gereja dan masyarakat. Tidak ada seorang pun yang boleh bersembunyi, terasing, atau diasingkan. Semua orang yang dibaptis, dengan karisma dan pelayanannya masing-masing, memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa setiap tanda harapan memberi kesaksian akan kehadiran Allah di dunia.

*Tahun Yubelium dan Indulgensi*

Tahun Yubelium dengan tema pengharapan ini disertai seruan untuk pertobatan dan pengakuan dosa, yang juga menawarkan indulgensi. Bapa Suci menegaskan bahwa Sakramen Tobat meyakinkan kita bahwa Allah menghapuskan dosa-dosa kita, dan kita merasakan kekuatan serta penghiburan dari kata-kata pemazmur. Sakramen rekonsiliasi bukan hanya anugerah rohani yang luar biasa, tetapi juga merupakan langkah penting dan sangat diperlukan dalam perjalanan iman kita. Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengenal Tuhan selain membiarkan-Nya mendamaikan kita dengan diri-Nya, serta menikmati pengampunan yang diberikan-Nya.

Baca Juga :  Kornas ARPG Syafrudin Budiman : Kita Yakin Ridwan Kamil-Suswono Menang di Pilkada Jakarta

Indulgensi dapat diperoleh untuk orang yang masih hidup maupun yang telah meninggal, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain yang didoakan. Salah satu cara untuk menerima indulgensi adalah dengan melakukan ziarah ke empat Basilika Kepausan di Roma atau mengunjungi pintu suci di setiap Gereja Katedral dan tempat ziarah yang ditentukan oleh Uskup Diosesan. Di Keuskupan Agung Palembang, pintu suci ditetapkan di beberapa lokasi: pintu utama Katedral Santa Maria, pintu Via Crucis Sukamoro Banyuasin, serta pintu Gereja utama di masing – masing Dekanat. Dengan adanya lima Dekanat, berarti terdapat lima pintu suci yang bisa dikunjungi dalam Keuskupan kita.

Selain melakukan ziarah, tentu ada syarat lain yang harus dipenuhi, seperti menerima sakramen tobat dan sakramen ekaristi, serta mengucapkan pengakuan iman dan doa bagi Bapa Suci beserta niatnya demi kebaikan gereja dan dunia. Bagi mereka yang tidak dapat melakukan ziarah ke pintu suci, misalnya karena sakit atau alasan lainnya, indulgensi tetap bisa diterima dengan menjalani hidup yang penuh iman dan harapan, menerima komuni, merayakan ekaristi, atau berdoa baik secara pribadi maupun bersama. Indulgensi juga dapat diberikan kepada mereka yang telah meninggal dunia.

 

Tahun Yubelium dan KBG menjadi tema dari Ardas Keuskupan kita, dan dalam surat gembala saya menyatakan bahwa KBG merupakan cara baru dalam berkehidupan Gereja, berbeda dari cara yang lama. Cara lama mencerminkan Gereja yang pasif, terpusat pada pastor, dan tidak mandiri; Gereja yang hanya jadi penonton dan berdiam diri. Sementara itu, cara baru menunjukkan cara untuk mengekspresikan iman yang dinamis, di mana umat Allah sebagai komunitas beriman terlibat aktif dalam perjalanan hidup Gereja dan masyarakat. Di dalam dimensi spiritual, moral, dan sosial, KBG dapat mendorong umat untuk secara rutin melaksanakan doa bersama. Kegiatan berbagi Injil dan berbagi iman akan saling menjaga dan memperkuat satu sama lain, serta saling mengingatkan untuk hidup dalam kebenaran, keadilan, dan kejujuran sebagai saksi-saksi Kristus.

Baca Juga :  Sat Reskrim Polres Dairi Ciduk Pelaku Curi Jeruk

Mgr Yohanes Harun Yuwono : Yubilium Menjadi Momen Memperbaharui Harapan

Tuhan adalah kasih dalam hakikat-Nya, yang telah mengasihi kita terlebih dahulu melalui Kristus. Dia mengasihi kita sepenuhnya dengan memberikan diri-Nya sebagai makanan dan minuman bagi kita. Dalam kasih-Nya, Tuhan rela berkorban demi keselamatan kita. Allah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya, dan sebagai bagian dari keluarga-Nya, kita memiliki martabat yang setara dan sederajat. Dalam penghapusan hutang, kita diajak untuk memperlakukan sesama dengan martabat yang sama, sebagai anak-anak Allah.(andreasdaris)