SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id – setelah anda bangun dari tidur, sudahkah anda berdoa mengucap syukur kepada Tuhan, karena masih diberi nafas kehidupan? Dan apakah anda sudah membangun niat untuk melakukan perbuatan baik di hari ini, meskipun itu kecil?
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 19: 16 – 22, yakni tentang Orang muda yang kaya. Dia datang kepada Yesus dan berkata: ” Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?”. Yesus menjawab: ” apakah sebabnya, engkau bertanya kepada-Ku, tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah. Kata orang itu, kepada Yesus: ” _perintah yang mana?”. Untuk menjawab pertanyaan ini, Yesus menyampaikan 10 perintah Allah yang terdapat di dalam hukum Taurat Musa. Dan sepertinya orang muda yang kaya itu, dengan penuh percaya diri mengatakan bahwa semuanya itu telah dituruti. Lalu, iya meminta dan menantang Yesus, apalagi yang masih kurang? Di sini orang muda yang kaya itu, tidak bisa berkutik lagi, sebab Yesus berkata kepadanya: ” jika engkau hendak sempurna, pergilah juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh hidup di Surga. Kemudian datanglah kemari dan ikutilah Aku. Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak”. Bagaimana dengan kita? Dalam Injil tadi tidak disebutkan siapa nama orang muda yang kaya itu. Bisa jadi, orang muda yang kaya itu adalah kita. Sebab, kaya tidak selamanya berupa materi atau harta duniawi, tetapi bisa juga kaya secara rohani atau kaya yang lainnya: pengalaman, pengetahuan, bakat, keterampilan, seni, dll yang bukan uang, materi. Dan bisa jadi, kita juga sudah menuruti 10 perintah Allah, atau hukum kasih. Namun, barangkali pada tataran hafalan atau hanya niat, tetapi tidak dari hati. Misalkan: kita mengampuni atau memaafkan orang yang bersalah kepada kita, tetapi hanya di mulut saja, tetapi tidak dari hati. Oleh karena itu, seperti orang muda yang kaya itu, bertanya kepada Yesus: “apalagi yang masih kurang?”. Yang masih kurang adalah kita tidak total dalam mengasihi, dalam mengampuni dan dalam melayani sesama. Kita terkadang mengasihi dan mengampuni sesama hanya di mulut saja, tidak dari hati. Atau dalam melayani terkadang tidak sungguh-sungguh, selalu menuntut, selalu pilih kasih, pilih orang, tidak totalitas. Maka, apalagi yang masih kurang? Berikanlah diri kita secara total, dan milikilah sikap lepas bebas, tidak terikat pada diri, pada orang atau barang atau harta milik, juga pada kenikmatan duniawi. Dan selalu bertanya: apalagi yang masih kurang?Semoga demikian 🙏🙏