Sabtu, 12 Oktober 2024
Agama  

Renungan hari ini: Memberi Salam Dengan Tulus

Renungan hari ini: Memberi Salam Dengan Tulus

SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id – Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan sudahkah anda memberikan senyum, sapa dan salam kepada orang dekat dan mereka yang dijumpai di hari ini? Inilah perbuatan baik yang kecil, yang harus selalu kita lakukan. Pada hari ini kita merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 1: 39 – 56, yakni tentang Maria dan Elizabet. Keduanya merupakan sosok penting dalam karya keselamatan Allah. Oleh karena itu, keduanya boleh dikatakan sebagai rekan kerja Allah dalam proyek keselamatan umat manusia. Tidak berhenti di sini, melainkan keduanya juga dikaruniai dengan kuasa Roh Kudus. Kuasa Roh Kudus inilah yang menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Di awali dengan Elisabet yang mengandung di usia yang sudah lanjut, bahkan sudah mandul. Namun, kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dirinya, sehingga ia bisa mengandung. Bahkan anak yang di kandungnya akan menjadi perintis bagi kedatangan Tuhan di dunia ini. Dan Dia adalah Yohanes Pembaptis. Setelah Elisabet tengah mengandung 6 bulan, malaikat Tuhan memberi kabar gembira kepada Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak yang diberi nama Yesus. Padahal usianya masih sangat belia, kira-kira belasan tahun, juga belum bersuami. Namun, karena kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dirinya, ia pun akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan bukan sembarang anak, melainkan anak Allah. Tidak mudah bagi Maria untuk menerima pinangan malaikat untuk menjadikannya sebagai ibu Tuhan Yesus, yang adalah Juruselamat dunia. Maria mengalami pergumulan atau pergulatan batin antara menerima atau menolak pinangan malaikat Tuhan tersebut. Dan setelah melakukan refleksi atau renungan yang mendalam dan discernment, akhirnya Maria menerima pinangan malaikat Tuhan itu melalui FIAT-nya, sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu (Lukas 1: 38). Maka, sejak saat itulah Yesus Anak Allah, Sang Juruselamat dunia ada di dalam rahim Maria. Setelah itu, Maria bersama Tuhan Yesus melawati Elisabet sepupunya di wilayah Yehuda, yang tengah mengandung. Inilah kunjungan perdana Tuhan Yesus bersama Maria ibu-Nya, melawati umat -Nya. Yang menarik adalah ketika Maria sampai di rumah Zakaria dan memberi salam kepada Elisabet, maka melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru: ” diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini, sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”. Pertanyaannya adalah mengapa bayi dalam rahim Elisabet melonjak kegirangan, saat Maria memberi salam kepada Elisabet? Yang harus disadari bahwa salam yang disampaikan Maria, adalah juga salam jumpa dari bayi Yesus yang ada dalam rahim Maria, kepada Elisabet dan Yohanes, bayi yang ada dalam rahim Elisabet. Di saat yang bersamaan Elisabet mengakui Maria sebagai ibu Tuhan. Dia adalah orang pertama yang mengakui Maria sebagai ibu Tuhan. Dan dengan kuasa Roh Kudus pula, Elisabet tahu kalau Maria sepupunya tengah mengandung Tuhan di dalam rahimnya. Atas pengakuan Elisabet itu, Maria tidak lantas menjadi besar kepala atau sombong, melainkan dia dengan rendah hati memuji Allah melalui kidungnya yang sampai sekarang dikenal dengan nama magnifikat atau kidung Maria atau nyanyian pujian Maria. Dari bacaan Injil hari ini, ada beberapa pesan bagi kita, yakni: pertama: ketika kita menghadapi pergumulan atau pergulatan karena masalah apapun itu, kita harus tenang, tidak emosi, sabar, dan tidak perlu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Kita harus melakukan discernment, sembari menyerahkan kepada kehendak Tuhan, seperti yang dilakukan oleh Maria. kedua; hidup kita adalah anugerah dari Tuhan, maka hendaknya hidup kita juga harus ada atau bermakna bagi sesama, melalui hidup saling berbagi, saling peduli, saling memperhatikan, empati, atau welas asih. ketiga: ketika kita berjumpa dengan sesama, jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa dan salam. Namun, hendaknya diberikan dengan tulus. Bisa dibayangkan, Maria dengan memberikan salam yang tulus kepada Elisabet, namun anak yang di dalam rahimnya melonjak kegirangan. Itu artinya sebuah salam, walau kecil, tetapi bisa membuat orang yang mendengar dan menerimanya merasa gembira, merasa sukacita. keempat: dari Elisabet kita belajar untuk mengakui atau mengapresiasi atas kelebihan atau keunggulan orang lain. Kita harus berani memberikan pujian yang tulus kepada mereka yang memiliki kelebihan atau keunggulan. Juga memberikan penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya kepada mereka yang lebih muda, tetapi hebat. Elisabet sudah lanjut usianya, tetapi dia memberikan apresiasi kepada Maria yang masih belia, sebagai ibu Tuhannya. kelima: jangan merasa sombong, atau tinggi hati, melainkan tetap rendah hati, ketika kita mendapatkan sebuah kepercayaan apapun itu. Kepercayaan itu adalah sebuah amanah dari Tuhan, untuk keselamatan bagi semua orang. Akhirnya, semoga kita mengandung Yesus dalam rahim hati kita masing-masing, agar hidup kita, seperti Maria bermakna bagi Elisabet dan kita pun bermakna bagi sesama, melalui kata dan tindakan kita, dalam bentuk: peduli, empati, welas asih, support atau dukungan kepada mereka yang membutuhkan kehadiran kita. Mudah-mudahan. Selamat berhari Minggu🙏🙏

Baca Juga :  Renungan hari ini: Apa Lagi Yang Masih Kurang?