SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id – Sudahkah anda mengawali harimu dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan, karena masih diberi nafas kehidupan? Dan apakah anda sudah membangun niat untuk melakukan hal-hal yang baik di hari ini, meskipun itu kecil? Walau kecil, namun bila dilakukan dengan cinta yang besar, maka dapat mendatangkan keselamatan hidup yang kekal.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 23: 13 – 22, yakni tentang Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Pertanyaannya adalah mengapa Yesus mengecam mereka? Yesus mengecam mereka karena mereka hidup dalam kemunafikan atau hidup dalam kepura-puraan. Atau mereka selalu memakai topeng yang di luar kelihatannya baik, tetapi di dalam penuh dengan tipu muslihat atau pun penuh kelaliman. Itulah alasannya mengapa Yesus mengecam mereka. Dan Yesus mengecam mereka dengan kata-kata celakalah. Kata-kata Yesus ini, bukanlah kata-kata yang mengutuk, melainkan kata-kata yang mengungkapkan kekecewaan, kekesalan dan kesedihan Yesus terhadap sikap hidup atau cara hidup yang ditampilkan oleh para pemimpin atau pemuka umat atau agama. Sangat disayangkan atau disesalkan oleh Yesus, yang seharusnya sebagai pemimpin atau pemuka agama, mereka harus memberikan contoh hidup yang baik dan benar, tetapi yang terjadi sebaliknya, yakni mereka memberikan contoh hidup yang kurang baik, dengan hidup dalam kemunafikan atau kepura-puraan. Itulah sebabnya, mengapa Yesus mengecam mereka dengan kata-kata celakalah kalian hai orang-orang munafik. Bagaimana dengan kita? Yang perlu kita sadari bahwa Yesus tidak hanya mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, tetapi bisa juga Yesus mengecam kita, manakala kita hidup tidak jauh berbeda dengan sikap atau cara hidup ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yakni kita hidup dalam kemunafikan atau kepura-puraan. Atau kita hidup penuh kepalsuan atau penuh sandiwara atau penuh drama atau full acting. Jadi, di luar kelihatannya baik, tetapi di dalam hati penuh dengan kejahatan, penuh rencana busuk. Jika itu yang terjadi pada diri kita, maka Yesus akan mengecam kita dengan kata-kata celakalah kalian hai orang-orang munafik. Jadi, sekali lagi Yesus tidak mengutuk keras kita, tetapi Dia hanya kecewa, sedih dan sesal, karena sebagai murid-Nya kita tidak seharusnya menampilkan sikap atau cara hidup yang seperti itu. Yesus menghendaki kita hidup jujur, hidup apa adanya, artinya antara ucapan atau perkataan sejalan dengan perbuatan kita. Atau sebaliknya, perbuatan kita mencerminkan apa yang kita ucapkan atau katakan. Sebab, kalau tidak kita akan dicap sebagai orang NATO (No Action, Talk Only). Maka, mari jangan membuat hati Yesus sedih, kecewa dan sesal karena sikap atau cara hidup kita yang tidak mencerminkan sebagai murid-Nya. Semoga sikap atau cara hidup kita yang baik dan benar, jujur , apa adanya, akan membuat hati Yesus tersenyum. Mudah-mudahan