SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id – Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan, karena masih diberi nafas kehidupan? Dan apakah anda sudah membangun niat untuk melakukan hal-hal yang baik di hari ini, meskipun itu kecil? Walau kecil, namun bila dilakukan dengan cinta yang besar, maka akan mendatangkan keselamatan untuk hidup yang kekal
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 4: 16 – 30, yakni tentang Yesus ditolak di Nazaret. Pertanyaan nya adalah mengapa Yesus ditolak di Nazaret? Yesus ditolak Nazaret, karena orang-orang Nazaret gagal paham tentang jati diri Yesus. Mereka hanya mampu melihat sosok Yesus sebagai anak seorang tukang kayu, yang ibu dan bapa-Nya mereka kenal. Hanya itu yang mereka tahu, dan benar-benar mereka memiliki keterbatasan dalam mengenal sosok Yesus. Namun demikian, walau Yesus hanya sebagai anak seorang tukang kayu, yang latarbelakang orang tua atau keluarga -Nya mereka tahu, sudah seharusnya mereka menghargai dan menghormati -Nya sebagai sesama manusia. Bukankah sebagai ciptaan Allah, kita manusia harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain, tanpa harus memandang status sosial, latar keluarga, suku , agama, budaya dan RAS? Para orang tua, para guru, agama yang kita anut, tidak pernah mengajar dan mendidik, anak-anak, para siswa dan umat, untuk tidak menghargai dan menghormati, sesama. Apalagi Yesus yang adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, yang harusnya mereka hargai dan hormati. Bahkan harusnya mereka juga bangga, karena Yesus yang adalah Tuhan, Sang Juruselamat dunia, berasal dari kota mereka Nazaret. Namun, yang terjadi sebaliknya, kekaguman berubah menjadi kezaliman. Yang luar biasanya adalah Yesus tidak marah sedikitpun, melainkan dengan sangat bijak, Dia dengan meninggalkan Nazaret. Dan sebagai konsekuensinya, maka orang-orang yang menolak Yesus, berarti juga menolak keselamatan hidup yang kekal. Maka, dari bacaan Injil hari ini kita belajar untuk memiliki sikap saling menghargai dan menghormati sesama tanpa memandang status sosial, latarbelakang keluarga, suku, agama, budaya dan ras. Kita saling menghargai dan menghormati, sebab kita adalah ciptaan Allah yang mulia dan berakal budi, yang membedakan kita dengan ciptaan Allah yang lain. Sebab, bila kita tidak bisa menghargai dan menghormati orang lain, maka kita bukanlah makhluk yang mulia dan berakal budi. Semoga kita selalu menyadarinya. Mudah-mudahanđđ