SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id – Mengawali hari baru dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan adalah ciri orang yang: beriman, rendah hati dan bahagia. Apakah kita menjadi pribadi yang demikian? Jangan lupa untuk selalu melakukan perbuatan baik, sekecil apapun itu serta berilah perhatian yang besar terhadap hal-hal yang kecil, yang biasanya sering kita abaikan. Pada hari ini Gereja Katolik sejagat merayakan Pesta Santo Yakobus, Rasul.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 20: 20 – 28, yakni tentang Permintaan ibu Yakobus dan Yohanes, bukan memerintah melainkan melayani. Isi permintaan ibu Yakobus dan Yohanes adalah supaya kedua anaknya kelak boleh duduk di dalam Kerajaan Yesus, yang seorang di sebelah kanan Yesus dan yang seorang lagi di sebelah kiri Yesus. Sepertinya ibu Yakobus dan Yohanes, tidak memahami arti Kerajaan Allah, yang adalah Kerajaan Yesus. Ibu Yakobus dan Yohanes berpikir Kerajaan Allah atau Kerajaan Yesus, seperti kerajaan dunia yang sarat atau memiliki tendensi nepotisme. Di Kerajaan Allah atau Kerajaan Yesus, tidak mengenal yang namanya nepotisme. Allah sebagai Sang Pemilik Kerajaan Allah, memiliki hak prerogatif dan otoritas penuh, untuk menentukan siapa yang berhak menduduki Kerajaan Allah tersebut. Oleh karena itu, Yesus berkata: ” _hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya_”. Yang lucunya adalah kesepuluh rasul yang lain pura-pura marah? Mengapa demikian? Karena mereka juga mengincar posisi juga. Bahkan sampai mereka bertengkar, dan Yesus tahu itu. Oleh karena itu, Yesus menasihati mereka, bahwa menjadi pemimpin itu berarti menjadi pelayan. Dan syaratnya adalah rendah hati. Artinya seorang pemimpin itu harus menjadikan dia rendah hati. Sebab, hanya orang yang rendah hatilah, yang bisa menjadi pelayan. Dan hal ini telah dicontohkan oleh Yesus Sang Pemimpin Sejati. Dia bersabda: ” _sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang_”. Jadi, jika ingin menjadi seorang pemimpin, maka ia harus rendah hati, ia harus siap menjadi pelayan, dan ia harus rela berkorban: tenaga, pikiran, waktu bahkan materi, dan bukan sebaliknya menjadi pemimpin yang KKN: Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Jadilah pemimpin yang melayani (Servant Leader). Semoga demikian 🙏🙏