OPINI
Implementasi Kompetensi Guru Menyiapkan Calon Guru Profesional Melalui PPG Prajabatan
Oleh : Vinencia Ika Indralin.,S.Pd.Gr
Vinenciaindralin79@guru.sd.belajar.id
SD Negeri 112 Palembang
mediasumatera.id – Sekolah Dasar Negeri 112 Palembang merupakan salah satu sekolah yang berada di Kota Palembang dengan akreditasi B Sekolah ini memiliki 18 rombongan belajar dengan jumlah siswa sebanyak 508 orang dan memiliki aset SDM yaitu 25 guru dan 2 tenaga kependidikan. Sekolah Pada tahun 2023/2024 SD Negeri 112 menerapkan Kurikulum Merdeka .Sebagai tempat untuk belajar yang nyaman bagi semua peserta didik, sekolah kami juga sebagai mitra yang selalu mendapat kepercayaan oleh Universitas Sriwijaya untuk menciptakan calon guru profesional melalui program PPG prajabatan dalam mata kuliah inti praktik Pengalaman Lapangan.
Maka pentingnya membentuk calon guru ini agar menjadi profesional dengan Praktik Pengalaman Lapangan yang dapat mengamalkan nilai- nilai Pancasila, semangat gotong royong, dan mampu menggunakan teknologi digital serta melahirkan hal- hal yang inovatif dan kreatif sebelum mereka akan bertumbuh dan berbuah di sebuah instansi. Maka dalam praktik baik ini saya mengedepankan penguatan kompetensi pedagogik.Kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional melalui program praktik lapangan yang diintegrasikan dalam perkuliahan.
Seorang guru di era modern dituntut untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid tanpa mengesampingkan kodrat alam dan kodrat zamannya. Namun lebih dari itu seorang guru juga haruslah memiliki kompetensi kepribadian yang adalah kepribadian tenaga pendidik atau guru dalam melaksanakan proses pendidikan demi terciptanya peserta didik yang unggul di bidang akademik dan kepribadian. Ini mencakup cara guru menerapkan norma hukum, agama, sosial dan budaya, dalam mendidik para siswa.
Kompetensi sosial adalah kompetensi yang memanajemen tentang hubungan kemasyarakatan.Dimana untuk membangun sebuah kompetensi sosial dibutuhkan keterampilan, kecakapan dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.Khususnya ketika terjadi sebuah permasalahan dan hubungan antar pribadi.Kompetensi profesional adalah keterampilan dan pengetahuan yang harus dimiliki seseorang saat memasuki dunia kerja agar dapat menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya secara optimal.Setiap profesi atau jabatan memiliki tugas yang berbeda-beda.
Untuk bisa menyelesaikan tugas yang diberikan, tentu saja harus ada kemampuan tertentu.kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”. Secara yuridis definisi pedagogi tampaklah cukup jelas dan singkat. Namun, mengelola pembelajaran itu sangatlah kompleks dan tidak mengenai kegiatan pengajaran dan belajar semata.Saat seseorang memilih pilihan untuk menjadi seorang guru tentu banyak hal yang ia persiapkan karena profesi mulia ini jika dilakukan dengan sepenuh hati akan membawa kita kepada surga. Anak anak yang diamanahkan kepada seorang guru akan selamat dan bahagia ketika bertemu dengan “Guru” sesungguhnya. Banyak kasus di lapangan, seorang guru yang memiliki kemampuan media yang interaktif mumpui namun tidak memperhatikan cara membina hubungan yang harmonis dengan sesama guru dan tidak mau membagikan ilmunya.Masih ditemui guru yang mudah tersulut emosi baik dengan siswa ataupun sesama guru, bahkan masih banyak ditemui guru yang belum bisa menggunkan teknologi hingga guru yang tidak menjalankan tugas dengan maksimal sehingga mengabaikan profesinya .
Berdasarkan UU RI No 14 Tahun 2005 kompetensi pedagogik seorang guru berkenaan dengan kemampuan guru dalam mengenali karakteristik siswa untuk dapat mengaktualisasikan potensi yang dimiliki, kemampuan merencanakan hingga melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.(Indonesia, 2005). Alasan praktik baik ini untuk berbagi pengalaman dalam membimbing Mahasiswa PPG Prajabatan dalam meningkatkan 4 kompetensi guru agar selaras dan seimbang yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dalam mata Praktik Pengalaman Lapangan peran guru pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan sangat penting. Karena Guru Pamong tidak sekedar membimbing mahasiswa dalam pembuatan modul ajar, memastikan LMS terisi dengan baik namun lebih dari itu guru pamong menjadi garda terdepan bagi mahasiswa dalam kemajuan selama proses menjalani PPL di sekolah. Guru pamong harus memfasilitasi kebutuhan mahasiswa berkaitan dengan sarana prasarana penunjang, menjembatani komunikasi ke kepala sekolah, memberi solusi terhadap permasalahan yang di hadapi mahasiswa tentang pembelajaran di sekolah, dan mengembangkan potensi mahasiswa agar semakin optimal
Tantangan
Tantangan yang kami hadapi untuk dapat memenuhi Perdirjen GTK No.2626/B/HK.04.01/2023 tentang Model Kompetensi Gurudimana guru haruslah memiliki 4 kompetensi yang tidak terpisahkan.Meskipun SD Negeri 112 Palembang bukanlah sekolah dengan akreditasi A sehingga sarana prasarana belum selengkap sekolah dengan standar Internasional, mayoritas orang tua siswa bekerja sebagai buruh cuci bahkan masih terdapat wali siswa yang buta huruf namun hal ini tidak menyurutkan dan menghalangi mahasiswa untuk tetap mengupgrade diri menjadi Calon Guru profesional.Sebelum mahasiswa melakukan praktik mengajar guru pamong untuk melakukan Observasi lingkungan secara menyeluruh dengan melakukan wawancara kepada kepala sekolah tentang mamagement sekolah, wawancara bendahara tentang pendanaan, wawancara tata usaha tentang administrasi sekolah, wawancara wali siswa tentang perkembangan murid selama bersekolah di SDN 112. Asistensi mengajar di kelas bersama guru , pembelajaran terbimbing yang dilanjutkan siklus mengajar di PPL lalu kegiatan non mengajar dilakukan untuk menjawab tantangan yang ada dan diakhiri dengan kegiatan Refleksi
Aksi
Dalam meningkatkan 4 kompetensi guru mahasiswa terlebih dahulu akan mengamati kelengkapan administrasi sampai cara seorang Guru Pamong mengajar didalam kelas dalam mengimplementasikan semua langkah pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka.Kemudian mahasiswa akan dibimbing dalam mendesain Modul ajar yang berpihak pada peserta didik. Setelah Modul ajar dibuat mahasiswa akan mempraktikkannya dan dibimbing oleh Guru Pamong dalam kegiatan Praktik Pembelajaran Terbimbing untuk diobservasi.
Pembuatan modul ajar dengan memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar,guru pamong juga membimbing mahasiswa hingga bisa mendapatkan Sertifikat dalam PMM meskipun mereka belum mempunyai NUPTK dan membuat jurnal sinta 3guna meningkatkan kompetensi profesionalnya. Selanjutnya Guru Pamong dan Dosen pembimbing Lapangan akan melakukan supervisi klinis untuk membimbing mahasiswa mengembangkan profesionalitasnya berdasarkan hasil observasi dan analisis data secara teliti dan objektif untuk memantapkan rencana kegiatan selanjutnya .Memahami karakter peserta didik juga kompetensi yang tak kalah penting harus dimiliki oleh seorang Calon Guru profesional, maka dalam setiap pembuatan modul ajar mahasiswa selalu diminta untuk melakukan pengamatan terhadap kondisi kelas berkaitan tentang karakter peserta didik, penggunaan media yang tepat (quiziz mode kertas karena mayoritas siswa berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak punya HP sendiri maka Quiziz paper mode ini sangat cocok diterapkan di sekolah, wordwall, spinner time, media konkret, proyektor, PPT, canva, dan video pembelajaran) hingga pemilihan metode dan model pembelajarn yang tepat untuk meningkatkan kompetensi pedagogiknya.
Membina hubungan yang harmonis dengan semua warga sekolah turut mengambil bagian dalam PPL ini, sebagai mana capaian pembelajaran yang ingin dicapai dari mata kuliah SEL (Social Emotional Learning) metode yang membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam mengelola emosi, membangun hubungan yang sehat, menetapkan tujuan, dan mengambil keputusan dalam hidupnya. Pembelajaran ini sangat penting diajarkan pada siswa sejak dini karena dapat mempengaruhi kesuksesannya di sekolah, pekerjaan, dan kehidupan sosial.Dalam kegiatan project mahasiswa bekerja sama dengan guru kelas utnuk berinisiatif membuat karya dari botol dan sampah kertas bekas, guna mengurangi sampah di sekolah hasilnya juga sangat baik dengan diapresiasi oleh Bapak dekan dan koordinator PPG.
Seorang Calon Guru juga harus bisa membawa dirinya sebagai pribadi yang memberikan suri tauladan, arif, bijaksana, dewasa, berwibawa, beretos kerja baik, hingga menjadi pribadi yang dirindukan oleh murid muridnya. Hal ini tak lain adalah untuk meningkatkan kompetensi kepribadiannya. Sumber daya yang diperlukan untuk memenuhinya antara lain: fasilitas sekolah, peran kepala sekolah,rekan guru, guru pamong dan dosen pembimbing lapangan
Refleksi
Selama menjalani kegiatan PPL di SD Negeri 112 mahasiswa sudah mampu memahami dan memenuhi 4 kompetensi guru, meskipun hal ini masih akan disempurnakan saat mereka berada di instansi resmi tempat kelak mereka bekerja nanti. Hal ini dibuktikan dengan semakin paham dalam membuat Modul Ajar dengan media, model dan metode yang tepat berdasarkan kebutuhan peserta didik.Dalam pelaksanaannya pembelajaran di kelas mahasiswa semakin baik dalam pengelolaan kelas memahami karakter siswa hingga tak jarang banyak siswa yang merasa kehilangan seteleh mereka mengakhiri masa PPL nya.
Membina hubungan yang yang harmonis dengan sesama guru juga sangat baik dibuktikan dengan dengan keaktifan mereka dalam kegiatan sekolah seperti P5 membantu guru kelas dalam mengakomodir kegiatan,aktif sebagai peserta kombel di sekolah, hingga mengisi acara dalam kegiatan Jumat Berkah. Pembuatan Project terlaksana dengan baik,dengan berkolaborasi serta membina hubungan baik dengan semua komponen sekolah dan mendapat apresiasi dari Pak Dekan Universitas Sriwijaya (Dr.Hartono,M.A) Guru pamog juga berkesempatan menjadi Praktisi mengajar untuk membagikan ilmunya menggunakan Quiziz Paper Mode kepada mahasiswa PGSD Universitas Sriwijaya Dan hasil baik ini kami rayakan bersama agar pencapaian ini membawa makna tersendiri.
Faktor keberhasilan yang utama adalah Guru pamong senantiasa mengedepankan “KER” kesimpulan evaluasi dan refleksi dalam melalukan mentoring kepada mahasiswa. Disetiap kegiatan PPL guru pamong akan menjadwalkan untuk refleksi, guna memperbaiki agar semakin baik tak jarang dalam refleksi menjadi ajang sesi curhat, bertukar pikiran, dan kolaborasi antar mahasiswa. Karena sejatinya pengalaman adalah guru yang terbaik, dan pengalaman yang direfleksikan akan membuat segalanya jauh lebih baik. Belajar tanpa refleksi berbahaya, refleksi tanpa belajar sia sia. (*)