SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id -Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan apakah anda sudah memberikan senyum, sapa dan salam kepada orang di dekat anda dan mereka yang dijumpai di hari ini, dengan ramah, sopan dan santun? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga harimu indah dan menyenangkan
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 6: 7 – 15, yakni tentang Hal Berdoa. Melalui bacaan Injil hari ini, Yesus menasihati beberapa hal penting berkaitan dengan doa, yakni _pertama_: *berdoa janganlah bertele-tele, artinya tidak perlu panjang lebar, apalagi mengulang ulang kata-kata! yang sama Namun demikian, harus keluar dari hati dan dilandasi oleh iman dan kepercayaan yang kuat. Dan Yesus memberikan contoh doa yang sempurna serta mengajarkan kepada para murid, termasuk kita yakni doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami adalah doa Yesus kepada Bapa-Nya. Doa ini, sangat singkat, padat dan jelas. Bagi kita umat Kristiani, doa ini merupakan doa pokok dalam Gereja Katolik*. _kedua_: *dalam konteks doa Bapa Kami, terkandung dua relasi, yakni relasi vertikal kepada Allah Bapa dan relasi kepada sesama manusia. Dan agar bisa berelasi dengan baik dengan Bapa melalui doa, maka harus bisa berelasi baik dengan sesama. Artinya ketika ada perselisihan, percekcokan atau permusuhan dengan sesama, maka harus berdamai dahulu, melalui pengampunan. Itu berarti harus ada saling mengampuni atau saling memaafkan. Ini merupakan syarat mutlak dalam membangun relasi dengan Allah bapa melalui doa*. Yesus bersabda: sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu ituβ…(Matius 5:23-24). Dengan demikian, jika kita tidak bisa atau sulit untuk mengampuni sesama yang bersalah kepada kita atau sebaliknya kita sulit meminta maaf kepada sesama, maka doa Bapa Kami tidak pantas kita doakan dan sudah pasti tidak bermakna bagi kita. Maka, mari kita mengampuni sesama yang bersalah kepada kita, agar kita pun diampuni oleh Tuhan. Sebab, jikalau kita tidak bisa atau sulit mengampuni sesama yang bersalah kepada kita, maka Allah Bapa pun tidak akan mengampuni kesalahan kita. Jadi, kita mengampuni sesama, agar kita diampuni oleh Tuhan. Ini merupakan syarat mutlak. Amin ππ