SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id – semoga saya menjumpai anda dalam keadaan sehat dan bahagia. Oleh karena itu, jangan lupa untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Dan wujudkan ucapan syukur itu dengan berbuat baik kepada sesama, meskipun itu kecil. Pada hari ini Gereja Katolik sejagat merayakan Pesta Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus, Perawan, Pujangga Gereja dan Pelindung Misi.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius18: 1 – 5, yakni tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Hal ini ditanyakan oleh para murid kepada Yesus. Mereka bertanya: “siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?”. Untuk menjawab pertanyaan para murid-Nya, Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu Yesus berkata: ” sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga _”.
Pertanyaannya adalah mengapa Yesus mengambil seorang anak kecil untuk menjawab pertanyaan para murid-Nya? Kita tahu bahwa Yesus adalah seorang Guru Sejati, dalam banyak kesempatan, saat mengajar para murid-Nya, Dia selalu menggunakan berbagai perumpamaan, agar para murid-Nya lebih mudah memahami terhadap apa yang diajarkan -Nya. Dan Yesus mengambil seorang anak kecil, memiliki dua sifat dan sikap yang unik. _pertama: anak kecil memiliki tingkah yang mudah ngambek, cemberut, cengeng dan kekanak-kanakan alias tidak dewasa, alias labil. Sifat dan sikap seperti ini, tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga. kedua: anak kecil memiliki tingkah yang lucu, menggemaskan, polos, lugu, apa adanya, ceria, selalu mengandalkan atau bergantung kepada orang tuanya. Dengan mengandalkan atau bergantung kepada orang tuanya, menunjukkan bahwa dia merendahkan diri, sekaligus rendah hati, yang berarti merasa dirinya tidak mampu, merasa dirinya belum bisa berbuat apa-apa, tanpa bantuan orang tuanya atau orang yang lebih tua darinya. Sifat dan sikap seperti ini, adalah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.
Bagaimana dengan kita? Dalam banyak hal diharapkan kita harus memiliki sifat dan sikap seperti anak kecil, tetapi bukan sifat dan sikap yang pertama, melainkan yang kedua di atas tadi, yakni kita harus merendahkan diri dan rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama, jujur, polos, apa adanya, harus selalu ceria, bahagia, bersyukur, serta selalu mengandalkan atau bergantung kepada Tuhan, dalam hidup dan karya pelayanan yang dipercayakan kepada kita masing-masing. Jika itu yang terjadi, maka kita akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sebaliknya, jika kita mudah cengeng, ngambek, suka mengeluh, mudah cemberut, menunjukkan sifat dan sikap kekanak-kanakan alias tidak dewasa alias labil atau mudah berubah-ubah sifat dan sikap kita, maka kita tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga. Maka, mari pilihan ada pada kita. Mau masuk ke dalam Kerajaan Surga atau mau masuk ke dalam neraka?
Semoga pilihan kita tidak keliru. Mudah-mudahan.