mediasumatera.id – Dalam menghadapi realitas dosa asal yang melemahkan umat manusia, Tuhan Yesus Kristus memberikan anugerah Pengakuan Dosa sebagai jalan untuk membebaskan diri dari beban dosa dan memulai hidup yang baru. Dalam Yohanes 20:22-23, Tuhan menegaskan pentingnya menerima Roh Kudus dan mengampuni dosa sesama. Meskipun manusia terus berdosa setelah menerima anugerah Pembaptisan, Tuhan dengan penuh kasih menginginkan kita untuk meraih pengampunan-Nya melalui sakramen pengakuan dosa. Seperti yang diungkapkan dalam Kitab Mazmur, “Kasih setia-Nya baru setiap pagi,” menegaskan kebesaran dan kebaikan Tuhan.
Para kudus mengakui pentingnya sakramen ini dalam kehidupan rohani. Santo Yohanes Vianney menyoroti kebesaran kasih Tuhan yang “melupakan masa depan” demi mengampuni dosa-dosa kita. Santo Pio dari Pietrelcina merinci bahwa jiwa tanpa dosa akan memancarkan keindahan yang dapat mengubah hati yang tersesat. Santo Yohanes Bosco memperingatkan agar umat Kristen tidak terperdaya oleh kebisuan dalam mengakui dosa-dosa mereka dalam pengakuan dosa. santo ini menekankan pentingnya ketulusan untuk menyelamatkan jiwa dari kehilangan abadi.
Santo Agustinus menyatakan keyakinan bahwa Gereja memiliki kuasa untuk mengampuni semua dosa, dan Santo Ambrosius menekankan bahwa Allah bersedia mengampuni semua tanpa kecuali. Mereka menyampaikan pesan bahwa pengampunan datang melalui kasih karunia Kristus dan diberikan melalui imam-imam Gereja. Santo Fransiskus de Sales memberikan gambaran indah bahwa pengakuan dosa adalah proses yang dapat menghapus keburukan dan menyegarkan jiwa. Santo Filipus Neri mengajak umat untuk berdoa sebelum mengakui dosa, memohon kepada Tuhan kehendak baik untuk menjadi kudus. Santa Faustina Kowalska menyoroti dua manfaat utama dari pengakuan dosa: penyembuhan dan pendidikan. Santa Faustina menggambarkan bahwa melalui pengakuan, jiwa kita tidak hanya disembuhkan dari dosa, tetapi juga mendidik untuk tumbuh dalam kekudusan.
Dilansir dari katolikterkini.com bahwa sakramen pengakuan dosa bukan hanya sekadar ritual, tetapi sebuah sarana yang memampukan umat manusia untuk merasakan belas kasihan Tuhan, memulihkan diri dari keberdosaan kita, dan mengarahkan kita pada hidup yang lebih kudus.