SEMANGAT PAGI, mediasumatera.id – Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan apakah anda sudah memberikan senyum, sapa dan salam kepada orang di dekat anda, dan mereka yang dijumpai di hari ini, dengan ramah, sopan dan santun? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga harimu indah dan menyenangkan. Pada hari ini gereja katolik sejagat memperingati Santo Irenius Uskup dan Martir.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 8: 1 – 4. Daya tarik atau daya pikat Yesus sangat kuat. Dimana pun Dia berada selalu banyak orang datang kepada-Nya, baik orang sehat maupun orang sakit, untuk mendengarkan pengajaran-Nya dan untuk disembuhkan. Tak terkecuali seorang kusta datang juga kepada-Nya. Yang luar biasanya adalah ada seorang kusta yang dengan iman dan percaya sungguh akan ke Allah an-Nya berani mendekati Yesus dan sujud menyembah-Nya, dan berkata: ” _Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku_”. Orang kusta itu, sangat tahu diri, kalau ia diisolirkan atau disingkirkan dari masyarakat, karena dianggap sebagai orang berdosa. Oleh karena itu, dia tidak boleh tinggal di kampung atau keluar dari kampung halamannya. Dia juga tidak boleh bergaul dengan sesamanya karena dianggap najis. Selain itu, penyakit kustanya bisa menular. Maka, satu-satunya harapannya adalah Yesus. Namun, Dia juga tidak memaksa Yesus untuk menyembuhkannya. Oleh karena itu, tadi dia memohon: ” _Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku_”. Maka, bergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepadanya, dan berkata: ” _Aku mau, jadilah engkau tahir! Seketika itu juga, tahirlah orang kusta itu dari kustanya_”. Bagaimana dengan kita? Secara fisik barangkali kita tidak mengidap penyakit kusta. Namun, barangkali secara rohani kita mengidap penyakit kusta, berupa malas membaca dan merenungkan Kitab Suci, malas berdoa, malas beribadah, malas kebaktian, dan malas merayakan Ekaristi Kudus. Maka, baiklah kita belajar dari orang kusta dalam Injil hari ini, yang berani datang mendekati Yesus, lalu sujud menyembah-Nya, katanya: ” _Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku_”. Doa kita, hendaklah demikian, bukan kehendak kita, melainkan Kehendak Tuhan yang terjadi. Artinya tugas kita hanya memohon, atau meminta kepada Tuhan, urusan dikabulkan atau tidak, itu hak istimewa Tuhan. Itu artinya pula kita tidak memiliki hak untuk memaksa Tuhan. Oleh karena itu, doa orang kusta tadi, harus menjadi doa kita juga: ” _jika Tuhan mau, Tuhan dapat mengabulkan doa saya_”. Dan Tuhan akan menjawab kita: ” _Aku mau, jadilah seperti yang Engkau doakan_”. Tetapi, harap diingat bahwa Tuhan lebih tahu apa yang kita perlukan dari pada kita sendiri. Maka, bisa langsung dikabulkan, dan bisa juga menunggu waktu yang tepat…. sebab, rencana dan kehendak Tuhan, jauh lebih indah daripada rencana dan kehendak kita. Namun, barangsiapa yang setia beriman dan percaya kepada-Nya, akan selamat. Semoga demikian🙏🙏